Belajar dari Kaum Terdahulu

Dalam realita kehidupan kita sekarang, kita menyaksikan banyak sekali terjadi musibah, di antaranya Gunung Sinabung dan Gunung Kelud meletus, gempa bumi, banjir, kecelakaan pesawat terbang, kebakaran hutan dan banyak lagi musibah-musibah yang lain. Yang tak kalah pentingnya adalah kehancuran masa depan beberapa anak muda karena obat-obatan terlarang. Dalam kepegawaian serta karir-karir lain pun, banyak orang potensial yang terhambat karirnya karena kedengkian, apalagi sekarang sedang menjelang pemilu. Banyak fenomena yang perlu kita renungkan, apakah ini musibah? apakah ini azab yang telah mengintai negeri ini akibat banyak yang mungkar?

Mari kita merenung apa yang melanda kaum Nuh, kaum Tsamud, kaum Luth, kaum Madyan, dan kaum ‘Ad tempo dulu. Mengapa kaum-kaum itu ujungnya bisa ada dalam kehancuran? Yang terjadi pada kaum Nuh, mereka ditenggelamkan oleh Allah karena mereka bersalah dan mendustakan seorang Rasul. Sebuah pertanyaan, apakah sekarang di Indonesia adakah yang mendustakan seorang Rasul dalam konteks yang lain? Hal ini sulit untuk dijawab, jika benar maka azab Allah akan turun. Yang kedua yaitu kejadian lain, mari kita merenung tentang kaum Tsamud. Kaum Tsamud pun mendapat bencana, mereka diguncang dan banyak yang mati. Apa penyebabnya? Mereka membusungkan dada (sombong) menantang datangnya azab. Pertanyaan lain, apakah sekarang banyak orang yang sombong dalam versi yang lain? Jika benar maka azab Allah selalu mengintai.

Pada kaum Luth, mereka dihujani batu oleh Allah karena melakukan homoseks. Apakah terjadi di Indonesia? Firman Allah tentang itu “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.(Al Israa’: 32). Begitu juga hadits “Barang siapa di antara kalian yang menemui mereka yang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah keduanya”. Dipihak lain mari kita renungkan kaum Madyan, pada kejadian itu Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan. Apa dosa mereka? Mereka adalah orang yang curang dalam dalam timbangan, serta mereka mendustakan dan berusaha menghalang-halangi orang yang beriman. Sebuah pertanyaan, apakah terjadi di pasar kita pengurangan timbangan atau pengurangan-pengurangan lain yang harusnya menjadi hak orang lain tetapi dipotong/ dikurangi. Itu juga pertanyaan, adakah dalam fenomena kehidupan kita yang terjadi seperti itu dalam konteks yang berbeda? Kesalahan besarlah bagi orang-orang yang curang. Peristiwa serupa terjadi pada kaum ‘Ad. Allah mengirim angin yang sangat panas yang dapat memusnahkan dan menghancurkan mereka. Apa penyebabnya mereka dihancurkan? Penyebabnya adalah mereka tidak memurnikan tauhid dan mereka tidak bersujud kepada Allah. Pertanyaan terakhir ini, apakah sekarang ada umat yang seperti itu?

Kaum-kaum terdahulu itu, Allah hancurkan dan luluh lantahkan. Itulah fenomena penyebab, timbulnya masalah yang amat kompleks dan sulit diprediksi. Lalu bagaimana solusinya agar azab Allah/musibah tidak diturunkan kepada kita? Kita tidak akan membiarkan hal-hal itu terjadi sesuai dengan kemampuan kita. Banyak fenomena yang bisa menurunkan azab manakala kita lengah.

Mari kita peduli terhadap pranata kehidupan, fokus terhadap fenomena, terhadap perilaku yang melewati batas-batas normal agama dan nilai yang membuat diri kita menjadi rusak. Mari kita samakan persepsi dan langkah untuk mengatasi hal-hal yang telah Allah turunkan berupa bencana seperti pada umat-umat sebelum kita.

Ada alternatif, salah satunya pada hadits yaitu kita harus menjauhi tujuh hal, yang pertama itu syirik, khawatir syirik ini muncul pada masa sekarang dengan bentuk yang berbeda, yang keduanya membunuh. Dalam berita terjadi pembunuhan karena soal-soal kecil, soal harta, soal cinta, soal tahta yang berujung dengan pembunuhan, yang ketiga sihir dan yang keempat memakan riba. Ini juga harus kita kritisi, apa yang masuk kedalam mulut kita, perut kita, jauhkan dari hal-hal yang riba, yang kelima adalah memakan harta anak yatim, keenam lari dari peperangan/ dari perjuangan dan yang ketujuh menuduh wanita yang berbuat baik melakukan zinah.

Mari kita kritisi fenomena yang terjadi sekarang dalam konteks keterangan tadi. Kita harus peduli dan turut bertanggungjawab dalam memperbaiki pranata kehidupan kita. Allah berfirman, yang artinya :”Jikalau sekiranya penduduk-penduduk negeri ini beriman dan bertakwa kepada Allah, pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Mengapa di Indonesia terjadi kegelisahan, mengapa terjadi kekurangan? Boleh jadi penduduk negeri ini belum semuanya bertakwa. Kita lihat Mekah walaupun daratannya bebatuan tetapi tidak kekurangan buah-buahan, karena penduduknya kebanyakan orang-orang yang bersujud kepada Allah, beriman kepada Allah, bertakwa kepada Allah. Di Indonesia banyak rumput, tetapi mengapa hewan tidak sebanyak di negeri Jazirah Arab, padahal disana yang dimakannya hanya lumut-lumut saja tidak rumput hijau seperti di Indonesia. Semoga semua ini menjadi bahan introspeksi bagi kita, menjadi muhasabah bagi kita dan refleksi bagi kita untuk merenung, Mengapa terjadi musibah atau azab dari Allah? boleh jadi kesalahan kita, kesalahan pribadi/sekelompok orang. Semoga Allah membimbing kita agar ada dalam barokahnya.

Oleh,  Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd.
ankara escort
çankaya escort
ankara escort
çankaya escort
ankara rus escort
çankaya escort
istanbul rus escort
eryaman escort
ankara escort
kızılay escort
istanbul escort
ankara escort
istanbul rus Escort
atasehir Escort
beylikduzu Escort