Bersyukur Atas Nikmat

        Berbicara masalah bersyukur tidak akan lepas dari nikmat yang telah kita terima, nikmat dalam arti segala macam kebahagiaan, kebaikan, anugerah Allah yang bermanfaat bagi kita. Pada garis besarnya bisa kita bagi dua. Yang pertama nikmat fitri, yaitu nikmat yang dibawa manusia semenjak lahir ke dunia, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah An Nahl ayat 78 .
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

       Ada tiga nikmat yang dibawa oleh manusia sejak lahir kedunia. Yaitu mata dengan pengelihatannya, telinga dengan pendengarannya dan hati dengan perasaannya. Agar dengan tiga macam nikmat itu manusia bersyukur kepada Allah. Bersyukur melalui telinga, yaitu kita mendengarkan keterangan ayat-ayat Allah. Bersyukur melalui mata yaitu melihat macam-macam kekuasaan Allah. Bersyukur melalui hati yaitu selamanya berdzikir atau mengingat Allah yang memberi nikmat tersebut.
Yang kedua, nikmat yang tersedia di dunia ketika kita manusia lahir. Segala macam keperluan manusia di dunia telah diciptakan Allah. Mari kita perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surah Ibrahim ayat 32-33, yang artinya :
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”.

           Ayat tersebut menjelaskan bahwa langit dan bumi itu nikmat untuk manusia, air hujan itu nikmat juga buah-buahan atau kapal laut yang yang menyebabkan manusia bisa berlayar dengan nikmat itu. Adanya sungai-sungai juga merupakan nikmat, demikian juga bulan, matahari atau siang dan malam. Tetapi sayang manusia banyak yang kufur kepada Allah tidak mensyukuri nikmat tersebut. Nikmat lain yang harus disyukuri di firmankan Allah dalam Al Qur’an surah Yasin ayat 33-34.
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,”

        Tanah yang semula kering disirami air sehingga menjadi subur. Hal itu pun merupakan nikmat, demikian juga kebun anggur atau kebun kurma, semua itu perlu kita syukuri.
Setelah Allah menjelaskan macam mana nikmat yang begitu besar seperti bumi, langit, bulan dan matahari. Kemudian menjelaskan nikmat berupa tumbuh-tumbuhan. Masih ada surah Yasin yang meminta kepada manusia agar mau memperhatikan nikmatnya berupa hewan. Allah berfirman, apakah manusia tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk mereka yang sama sekali bukan dari hasil perbuatan manusia, yaitu hewan yang dimiliki manusia, kemudian Kami menurunkan hewan tersebut bagi manusia untuk dijadikan kendaraan, dimakan dagingnya dan manfaat lainnya. Tetapi mengapa manusia tidak bersyukur kepada Allah.

       Setelah kita berbicara tentang masalah nikmat yang sekian banyaknya. Kita perlu menjawab beberapa pertanyaan lagi, yaitu untuk siapa kegunaan itu, bagaimana kita harus bersyukur kepada Allah dan apa akibatnya apabila kita tidak bersyukur kepada Allah. Guna atau manfaat bersyukur akan terasa oleh manusia sama sekali bukan untuk kepentinagan Allah SWT., Allah telah berfirman” Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

         Bagaimana cara kita bersyukur. Banyak manusia bersyukur diantaranya: pertama harus bersyukur dengan lisan, apabila mendapat nikmat baik kecil maupun besar dengan mengucapkan ‘Alhamdulillah hirobbil ‘alamin’. Kedua dengan hati, yaitu hati yang selamanya berdzikir kepada Allah yang memberi nikmat tersebut. Ketiga dengan anggota badan, yaitu melaksanakan perintah yang memberi nikmat itu. Ke empat, apabila yang disyukuri itu harta maka cara bersyukurnya dengan membelanjakan harta tersebut berdasarkan keinginan yang memberi nikmat. Kelima, bersyukur itu harus berdasarkan macam-macam nikmat yang telah kita terima, orang kaya dengan mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqoh, si kuat dengan cara menolong si lemah.

          Bagaimana kalau seandainya manusia tidak mau bersyukur akan nikmat Allah, surah An Nahl ayat 112-113, yang artinya:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian, kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”

             Negeri yang dimaksud yaitu negeri saba di daerah Yaman, sebuah negeri yang subur, aman dan tentram. Karena rezekinya datang dari segala tempat, dihancurkannya oleh bencana alam karena pengisi Negara tersebut tidak bersyukur terhadap nikmat Allah. Iman dan takwa ternyata akan menyebabkan turunnya macam-macam keberkahan baik dari langit maupun dari bumi, sebagaimana firman Allah SWT., yang artinya, “jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri ini beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami akan siksa mereka disebabkan oleh perbuatannya”.

Oleh, Prof. Dr. H. Muhidin, M.Pd.