Dampak Buruk Maksiat

Kemaksiatan-kemaksiatan itu memiliki dampak buruk dan tercela serta merusak hati dan jasmani, baik di dunia apalagi akhirat. Hanya Allah saja yang tahu, diantaranya adalah terhalangnya mendapatkan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dimasukan oleh Allah kedalam hati seorang hamba, sedangkan maksiat akan mematikan cahaya tersebut.

Terhalangnya mendapat rezeki, sebagaimana halnya takwa itu mendatangkan rezeki maka meninggalkan ketakwaan akan mendatangkan kefakiran. Tidak ada rezeki yang bisa diraih seperti ketika teraih dengan cara meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan.

Kesuraman di dalam hati yang dirasakan oleh pelaku maksiat dalam menjalin hubungan antara dirinya dengan Allah. Kesuraman ini tidak seimbang sama sekali dengan kenikmatan apapun yang ada di dunia. Di dalam hati itu tidak ada sesuatu yang lebih pahit daripada kesuraman dan keterasingan karena dosa atau kemaksiatan.

Kesuraman atau keterasingan yang terjadi antara dirinya dengan manusia lainya, terlebih dengan ahli kebaikan akan juga ia rasakan. Manakala kesuraman itu semakin menguat maka ia semakin jauh dari mereka, serta terhalang untuk mendapatkan berkah keuntungan(manfaat) dari mereka. Sebaliknya yang terjadi justru ia akan semakin dekat kepada golongan syetan.

Berbagai urusan menjadi sulit, setiap urusan yang ia hadapi selalu saja terkunci, atau paling tidak mengalami kesulitan. Sebagaimana halya orang yang bertakwa kepada Allah itu akan dimudahkan urusannya maka sebaliknya orang yang tidak bertakwa, urusanya dijadikan sulit oleh Allah Subhana Wa Ta’ala.

Kegelapan di dalam hati, ia akan merasakan kegelapan di dalam hati sebagaimana ia merasakan kegelapan di malam jika telah gelap gulita. Kegelapan maksiat bagi hatinya ialah seperti kegelapan malam yang dirasakan oleh matanya,

Kemaksiatan melemahkan jasmani. Karena yang menjadi makanan orang beriman itu berasal dari hatinya. Jika hatinya kuat maka jasmaninya akan turut kuat pula, sedangkan pendosa (fajir), sekalipun kuat jasmaninya namun sebenarnya teramat lemah pada saat ia membutuhkanya. Dan Terhalangnya melakukan ketaatan, ia akan mengalangi seseorang dari melakukan ketaatan.

Oleh, Yahya Nursidik*

*) Penulis adalah Almuni Universitas Pendidikan Indonesia (TekPend), dan saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Teknologi Informasi di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – ITB