Empat Klasifikasi Manusia yang di Rindukan Syurga

Kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan sengaja Allah fardhukan setiap tahun kepada kita (umat yang beriman). Dengan difardhukannya bulan ramadhan, memberikan kesempatan kepada kita sebagai manusia untuk muhasabah binafsih, introspeksi diri, dan untuk melihat diri kita apakah fungsi kita sebagai manusia sudah dijalankan sebenar-benarnya. Andaikan selama hidup ini manusia tersebut dalam kehidupannya hanya sekedar memikirkan perut dan syahwat semata, maka posisi manusia tersebut tidak ada bedanya dengan binatang ternak. Dan andaikan posisi manusia tersebut hanya ingin mengeruk kekayaan dan materi sebanyak-banyaknya dengan cara memeras, merampas dan menerkam dari yang lain maka posisi manusia tersebut seperti binatang buas. Atau dalam kehidupannya itu manusia tersebut hanya berusaha menyesatkan orang lain atau mengajak orang lain untuk hidup sesat serta mengganggu, menggoda orang lain untuk terjerumus kedalam kejahatan, kemaksiatan maka tipe manusia tersebut tidak ada bedanya dengan syetan. Sebaliknya, apabila manusia meninggalkan semua yang telah disebutkan tadi, yaitu hanya mengurus rohani semata dalam kehidupannya, bertafakur di Masjid tanpa turut serta di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, maka tipe manusia ini sudah bergeser menjadi tipe malaikat dan dia tidak layak di alam bumi ini. Itulah alasan mengapa Allah SWT memfardhukan ibadah shaum, tujuannya agar kita bisa mengevaluasi dan mengintrospeksi diri sejauh mana fungsi kita sebagai manusia sebenarnya.

Di dalam memasuki ibadah Ramadhan ini, ada beberapa etika yang mesti kita siapkan. Sabda Rasulullah saw, yang pertama, siapa yang bergembira, ceria dan senang menghadapi datangnya bulan Ramadhan, haram jasadnya untuk disentuh dari api neraka. Mengapa harus ceria? Sebab di dalam bulan Ramadhan itu kumpul berbagai kebajikan. Sehingga jika malam Ramadhan itu tiba maka dalam hadits qudsi disebutkan bahwa Allah SWT berfirman: “Siapa yang mencintai Kami, maka Kami akan mencintainya. Siapa yang ingin mencari rahmat Kami, maka Kami akan mencurahkannya rahmat itu. Siapa yang ingin memohon ampun kepada Kami, maka Kami akan mengampuninya”. Dengan kemuliaan bulan Ramadhan Allah memerintahkan kepada malaikat yang mulia untuk mencatat kebaikan hamba-hambanya, tidak mencatat keburukan-keburukan dan menghapus segala dosa-dosanya. Karena itu Rasulullah saw menegaskan di hadits yang lain: “Andaikan umatku itu tahu apa yang tersembunyi rahasia di bulan Ramadhan itu, maka mereka mengharapkan semua bulan ini menjadi bulan Ramadhan”. Kumpulan berbagai kebajikan ada disitu, diantaranya ketaatan diterima, doa diijabah, dan dosa-dosa diampuni serta surga merindukannya. Firman Allah dalam hadits Qudsi: “engkau yang berdoa, Kami yang mengabulkannya Engkau yang meminta, Kami yang memberinya. Engkau yang memohonkan ampun dan kami yang mengampuninya.”

Surga rindu kepada empat klasifikasi manusia, salah satunya ialah kepada manusia yang melaksanakan shaum di bulan ramadhan, senang membaca, mengkaji dan memahami Al Quran untuk bisa mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari, selalu memelihara dan menjaga lidahnya, serta suka menyelamatkan dan membebaskan orang-orang yang kelaparan. Itulah empat klasifikasi manusia yang dirindukan oleh surga, mudah-mudahan kita semua bisa termasuk di dalamnya dan bisa menjalankan ibadah shaum Ramadhan yang kita jalani ini seperti apa yang dinginkan oleh Allah SWT. Karena landasannya adalah sifat keimanan, dan nilai iman merupakan azas kebaikan dan keutamaan, artinya ibadah shaum yang diinginkan oleh Allah tidak sekedar mengendalikan makan, minum dan hubungan suami istri di siang hari tetapi juga kita mampu mengendalikan hal-hal yang menodai keimanan kita yang bisa menghasilkan ketakwaan, nilai prestasi terpuji di sisi Allah yaitu manusia-manusia yang muttaqin.

Mudah-mudahan kita semua mampu melaksanakan ibadah shaum sesuai dengan kriteria yang diinginkan Allah, sehingga tatkala di akhir Ramadhan kita lulus dengan mendapatkan predikat terbaik dan terpuji disisi Allah yaitu menjadi manusia muttaqin. Jika orang yang beriman menjalankan ibadah shaum Ramadhan ini dengan hasil predikat muttaqin, maka baroqah akan datang dari langit dan dari bumi tetapi jika yang terjadi sebaliknya maka yang akan datang kepada kita adalah laknat, azab dan musibah.

Oleh, Dr. Edi Suresman, M.Ag.