Hakikat Iman

Wahai saudaraku kaum Muslimin, sesungguhnya iman atau keimanan itu tidak diperoleh hanya dengan modal kita berangan-angan, tidak pula dengan berhias hanya secara fisik, akan tetapi iman atau keimanan adalah apa yang terukir dan tertanam di dalam hati. Tanda bukti kejujuran kita dalam iman adalah kita mengerjakan berbagai ketaatan dan menjauhi berbagai maksiat.

Wahai saudaraku kaum Muslimin, iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu, iman berbuah dan tercermin dalam akhlak yang terpuji, perkataan yang baik dan amal shaleh, iman juga menghasilkan kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti serta meneladani Rasul-Nya. Wahai saudaraku kaum Muslimin yang Allah rahmati, iman adalah kesungguhan, amalan, ketekunan, kesabaran, menahan dan mencegah diri kita dari sesuatu disukai maupun yang tidak disukai semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya iman memiliki tanda-tanda di antara contohnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal. (yaitu) Orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-nya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QA Al-Anfal/8:2-4)

Dalam surah lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman yang artinya,
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?” adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? (QS At-Taubah/9:124-126)

Semoga kita termasuk orang-orang yang jujur dalam beriman dengan penuh keyakinan.

Oleh : Yahya Nursidik