Kami Islam Sampai Mati

Pagi hari di sebuah taman kanak-kanak, tampak orang–orang disibukkan dengan kedatangan murid-murid baru disertai orang tua mereka. Kegiatan ini mungkin biasa terjadi di seluruh TK, namun ada satu hal yang menarik untuk dicermati dari lembaga pendidikan di Cimahi ini. Anak-anak tersebut serentak meneriakkan semboyan sekolah mereka: Kami Islam Sampai Mati!. Dengan riang gembira mereka menyatakan, bahwa mereka akan berada dalam Islam, sampai Robbul ‘alamin memanggil mereka.

Tentu sebagai muslim kita meyakini tanpa reserve kebenaran dien yang dengannya Allah SWT telah memuliakan kita. Namun sebagian muslimin juga tampak dilalaikan dengan indahnya dien yang mereka anut dan terlalu terfokus pada permasalahan duniawi. Sedikit saja muslimin di negeri tercinta ini yang mengetahui indahnya Islam dan ibadah kepada-Nya. Islam hanyalah status di KTP dan sebuah ritual ceremonial saja. Mereka lupa dengan kisah seorang hamba shalih bernama Amru bin Atbah bin Farqad yang kukuh dalam shalat malamnya meskipun seekor singa mengaum mendekatinya. Ketika singa itu pergi meninggalkannya shahabat yang lain berkata kepada Amru, “Tidakkah engkau merasa takut pada singa saat engkau shalat?”. Beliau berkata, “Sungguh saya merasa malu kepada Allah jika saya takut kepada selain-Nya”.

Islam memiliki karakteristik yang menjadi keutamaannya (Khasha-isul Islam) sekaligus membuktikan bahwa dien ini berasal dari Yang Maha Kuasa. Menjelang bulan suci Ramadhan ini, marilah kita maknai kembali keislaman kita, sehingga iman yang tertanam dengan indah dalam hati kita senantiasa menghasilkan buah amal dan akhlaq yang teduh. Marilah kita fahami karakteristik dien ini sebagai salah satu persiapan kita menjelang bulan penuh keutamaan, dan lulus darinya dengan akhlaqul karimah yang terkristalisasi menjadi kepribadian kita. Berkata Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari Rahimahullah: “Sesungguhnya engkau, wahai Muhammad, benar-benar di atas adab (etika) yang mulia, itulah adab Al Quran yang dengannya Allah telah mendidiknya, yakni (adab) Islam dan syariat-syariatnya.” (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an)

Karakteristik Pertama Rabbaniyah (Ketuhanan), Sumber Islam adalah Allah SWT, dan bukan dari nabiyullah Muhammad SAW sebagaimana yang sering digembor-gemborkan kaum orientalis yang menyebut muslimin dengan istilah mohamedanism. Rasul secara bahasa berarti utusan atau pesuruh. Diambil dari kata arsala-yursilu, sama artinya dengan ba’atsa –yab’atsu yang berarti mengutus.  Allah berfirman: “Dan tidaklah yang diucapkan (Muhammad) adalah hawa nafsunya, melainkan wahyu  dari Tuhan.” (QS. An Najm:3-4)

Kedua Al Insaniyah (Kemanusiaan), Karena bersumber dari Yang menciptakan manusia, Islam mempunyai dimensi yang sesuai dengan fitrah insani. Ajaran Islam mencakup aspek ruhiyah, jasadiyah dan aqliyah yang juga menjadi aspek setiap manusia.
“Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia.” (QS. As Saba : 28)
“Demi Allah, Akulah yang paling takut dan paling taqwa kepada Allah di banding kalian. Tetapi aku puasa juga berbuka, aku shalat tapi juga tidur, dan aku mengawini perempuan. Maka barangsiapa yang benci sunahku maka ia bukan golonganku.” (HR. Bukhari,  Muslim dan Ahmad)

Ketiga Al Basathah (sederhana-mudah), Allah SWT berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.”(QS. Al Baqarah: 185). “Allah memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An Nisa’: 28). Islam tidak mewajibkan seorang hamba melakukan yang di luar batas kemampuannya. Ajaran Islam sudah demikian indah, sehingga mempelajarinya tidak akan menjadikan manusia depresi akibat adanya pertentangan atau kewajiban yang memberatkan.

Keempat Al Wasathiyah wal ‘Adalah wat Tawazun (Pertengahan, Adil dan Seimbang), Sifat pertengahan Islam mengacu kepada sikap adil yang menempatkan hal-hal secara berimbang. Hal ini tampak dalam penempatan keseimbangan akhirat dan dunia dalam amal seorang hamba, juga dalam ajaran yang berkaitan dengan aspek individual dan aspek bermasyarakat. Seluruh ajaran Islam menunjukan keberimbangan yang hakiki dan proporsional. Allah Ta’ala berfirman:  “Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Allah Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (QS. Al Mulk: 3).

Kelima Asy Syamil wal Mutakamil (Sempurna dan saling melengkapi), Islam merupakan ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan, baik dalam dimensi individual ataupun berjama’i. Dengan demikian hanya Islam yang mampu menjadi pedoman hidup karena ajarannya yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek kehidupan  agar berada dalam rel yang tegak lurus menuju jannahNya yang teramat indah.

Keenam  Al Murunah (Fleksibel antara yang tetap dan yang berubah), Aturan Islam mencakup hal-hal yang tsawabit (tetap) seperti misalnya Seperti Rukun Islam, Rukun Iman, waktu-waktu shalat wajib, tempat haji dan umrah. Ketentuan mengenai hal-hal yang tsawabit bersifat tetap tak berubah-ubah. Selain itu ada juga yang bersifat mutaghayyirat (berubah). Seperti fatwa dan ijtihad para ulama, yang bisa berubah karena perbedaan zaman, kondisi, dan kebiasaan. Sebagai contoh, dahulu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang ziarah kubur, akhirnya ia membolehkan bahkan menganjurkannya, ketika aqidah umat Islam saat itu sudah kokoh tertanam.

Memahami karakteristik Islam akan membuat kesadaran kita akan anugrah iman ini menjadi semakin kokoh, dan pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan motivasi untuk belajar Islam lebih dalam dan meningkatkan mujahadah kita untuk membenahi cara beribadah kita agar sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. semoga Allah mengistiqomahkan keislaman kita seperti doa anak-anak TK di awal tulisan ini: Kami Islam Sampai Mati!. Allahu alam bisshowab.

Oleh : Putra Sulung Baginda, S.Pd.
ankara escort
çankaya escort
ankara escort
çankaya escort
ankara rus escort
çankaya escort
istanbul rus escort
eryaman escort
ankara escort
kızılay escort
istanbul escort
ankara escort
istanbul rus Escort
atasehir Escort
beylikduzu Escort

­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

Leave a Reply

Your email address will not be published.