Mengenal Sebab-Sebab Penyimpangan Akidah

berikut ini beberapa sebab-sebab penyimpangan dari akidah shahihah yang harus kita ketahui yang diutarakan dalam kitab Tauhid karya Dr. Shalih Bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah diantaranya sebagai berikut:

Pertama, Kebodohan terhadap akidah shahihah, karena tidak mau (enggan) mempelajari dan mengajarkanya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya, sehingga tumbuh generasi yang tidak mengenal akidah sahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau kebalikannya. Akibatnya, mereka meyakini yang haq sebagai sesuatu yang batil dan yang batil di anggap sebagi yang haq, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar Radhiyallahu’anhu
“Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu, manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan.”

Kedua, Ta’ashshub (Fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bak dan nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil, dan mencampakan apa yang menyalahinya, sekalipun hal itu benar sebagaimana yang difirmankan Allah Subhana Wa Ta’ala,
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,’ mereka menjawab, ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami’. ‘(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?’ (Al-Baqarah: 170) .

Ketiga, Taqlid buta, dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan lainnya. Mereka ber-taqlid kepada orang-orang sebelum mereka dari para imam sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari aqidah shahihah.

Keempat, Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga meyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu sebagai perantara antara Allah dan makhlukNya, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah Allah. Mereka bertaqarrub kepada kuburan para wali itu dengan hewan qurban, nadzar, do’a, istighatsah dan meminta pertolongan. Sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Nuh Alaihissalam terhadap orang-orang shalih ketika mereka berkata:
“Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” [1](Nuh:23).Dan demikianlah yang terjadi pada pengagung-pengagung kuburan di berbagai negeri sekarang ini. Semoga dengan kita mengetahui beberapa sebab-sebab penyimpangan akidah maka kita dapat menghindari dan menjauhi sebab-sebab tersebut.

 

Oleh : Yahya Nursidik