Tarbiyah Dalam Millah Ibrahim

KHUTBAH ‘ID AL-ADHA 1430 H / 2009 M

oleh,

Dedeng Rasyidin

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ.

‘Aidin ‘Aidat yang berbahagia

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر  و لله الحمد

Dengan hidayah dan inayah Allah swt. rahmat serta nikmat dari yang punya nikmat, hari ini kita dapat berkumpul, memenuhi panggilan ilahi, murabbi semesta alam, untuk mengikuti sunah Nabi, melaksanakan shalat ‘Id al-Adha, hari besar Islam, hari kebahagiaan bagi kaum muslimin, Rasulullah menyebutnya ‘Yaumu al-Hajji al-Akbari’.

Kita sambut hari ini dengan shaum ‘Arafat, dihiasi dengan ucapan takbir, tahmid dan tahlil, dilengkapi dengan shalat ‘Id al-Adha, diakhiri dengan penyembelihan binatang qurban.

Suara takbir, tahmid dan tahlil, yang keluar dari hati nurani yang bersih, didorong dengan rasa iman yang dalam, pada hari ini menggema di seluruh penjuru dunia. Ini menunjukan akan keagungan Allah, kebesaran Allah, dan kekuasaan Allah swt.

Kita rayakan hari ini bukan dengan mabuk-mabukan, bukan pula dengan kemaksiatan dan dosa, akan tetapi kita batasi dengan ajaran Ilahi, mengikuti sunah Nabi Muhammad saw.

‘Aidin ‘Aidat yang berbahagia

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر  و لله الحمد

Bulan ini bulan Dzulhijjah, bulan yang penuh dengan ibadah, yang telah disiapkan Allah dan Rasulnya, sejak jaman Nabi Ibrahim as. dengan Millahnya, sampai Nabi Muhammad dengan ajaran agamanya.

Sekaitan dengan Millah Ibrahim, as. Al-Raghib (2004:526) menjelaskan

اَلمِلَّةُ إِسْمٌ لِمَا شَرَعَ اللهُ تعالى لِعِبَادِهِ عَلَى لِسَانِ الأَنْبِيَاءِ لِيَتَوَصّلُوْا بِهِ إِلَى جِوارِ اللهِ تعالى

Millah ialah  nama bagi  yang Allah syareatkan kepada hambanya melalui lidah para Nabi agar mereka sampai dengannya kehadirat Allah swt

Terhadap Millah itu, Muhammad Rasulullah diperintah untuk mengikutinya

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad ) ‘ikutilah millah Ibrahim seorang yang hanif’. (QS. An Nahl :123)

Dan Muhammad saw. pun mengikuti Millah Ibrahim atas perintah Allah swt

Dan aku mengikuti Millah bapak-bapakku yaitu; Ibrahim, Ishak dan Ya’qub (QS. Yusuf 38)

Maka Millah Ibrahim merupakan pokok pangkal ajaran Muhammad saw, ibu kandung ajaran Muhammah. Dan ajaran Nabi Muhammad sebagai pelanjut, penerus, pelestari millah Ibrahim

Millah Ibrahim yang diikuti dan dilanjutkan ajaran Rasulullah, antara lain:

Membangun mesjid

Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan ( membangun) dasar-dasar Baetullah bersama Ismail. (QS. Al Baqoroh : 127)

Membangun mesjid yang merupakan millah Ibrahim  itu, dilanjutkan ajaran Muhammad saw.  Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan al-Turmudzi  disebutkan:

مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ. سنن الترمذي (ج 2/ 35)

Siapa yang membangun mesjid karena Allah baik mesjid kecil atau besar, Allah akan membangun baginya rumah di surga.(Sunan al-Turmudzi; juz 2, hal 35)

Membersihkan dan memperindah mesjid

Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail “ Bersihkanlah rumahku”. (Al Baqoroh: 125)

Memelihara, membersihkan dan memperindah mesjid itu, diperintahkan pula oleh Rasulullah pada umatnya. Imam Ahmad meriwayatkan hadis Nabi saw

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلعم…أَمَرَ بِهَا (المساجد) أَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ. مسند أحمد – (ج 53 / ص 340)

Adalah Nabi saw. memerintahkan untuk membersihkan dan memperindah mesjid.(Musnad Ahmad; juz 53, hal 340)

Memelihara kebersihan diri

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia menunaikannya. (Al Baqoroh : 124)

Ibnu Jauzi (1964: Juz 1, hal 139-140) menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa kalimat-kalimat yang dimaksud itu adalah sepuluh jenis kebersihan, lima pada bagian kepala yaitu; memotong kumis, berkumur, menghirup air ke hidung, membersihkan gigi, dan merapihkan rambut. Dan lima lagi pada bagian badan yaitu; memotong kuku, memotong bulu kemaluan, berkhitan, mencabut bulu ketiak, dan mencuci bekas kencing dan buang air besar.

Kesucian dan kebersihan diri ini, diteruskan oleh Rasulullah saw.

خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ. صحيح البخاري – (ج 18 / ص 245)

Lima termasuk kesucian; berkhitan, memotong bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak memotong kuku, dan menggunting kumis. (Shahih Bukhari: Juz 18, hal 245 )

Ibadah Haji

Dan berserulah (Ibrahim), kepada manusia untuk melakukan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al Hajj : 27)

Selanjutnya, ibadah haji diperintahkan Allah kepada Rasulullah saw dan umatnya,

Sempurnakanlah oleh kamu sekalian ibadah haji dan umrah karena Allah. (QS. Al Baqoroh : 196)

Menyembelih hewan qurban

” Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”  Ia menjawab “ Hai ayahku kerjakan apa yang diperintahkah kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. …Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Ash Shaaffaat : 102 & 107)

Menyembelih hewan qurban yang termasuk Millah Ibrahim itu, disyareatkan pula oleh Allah kepada Rasulullah saw dan umatnya, firman Allah

Maka dirikanlah shalat karena tuhanmu dan berqurbanlah. (QS. Al Kautsar : 2)

Selanjutnya, Allah swt. memberikan petunjuk tentang binatang qurban, cara menyembelih, dan kepada siapa daging qurban diberikan, dan apa hakekat tujuan berqurban itu, dalam al-Hajj : 36 – 37

Dan telah kami jadikan untuk kamu unta ( binatang qurban) itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri ( dan telah terikat), dan kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan berimakanlah orang yang tidak meminta-minta, dan orang yang meminta. (QS. Al Hajj : 36)

‘Aidin ‘Aidat yang berbahagia

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر  و لله الحمد

Millah Ibrahim yang diikuti oleh ajaran Muhammad itu, mengandung nilai-nilai tarbiyah, antara lain:

Dalam membangun mesjid, Millah Ibrahim mendidik kita untuk menghidupkan ajaran dan syiar Allah, serta membangun mejlis ilmi, karena mesjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai sarana pendidikan

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ. سنن أبي داود: ج 10 /49

Siapa yang menyelusuri jalan untuk mencari ilmu, Allah akan menunjukan baginya jalan dari jalan-jalan surga

Pada Thaharah terdapat tarbiyah, kita dididik untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan keindahan diri, sehingga menjadi hamba Allah yang sehat jiwa (tawwabin) dan bersih badan (mutathahirin), dan itu sangat dicintai Allah swt

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan yang mensucikan diri. (Al Baqoroh : 222)

Kita pun dituntut untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan keindahan  lingkungan sekitar, hal itu ditunjukan hadis Rasulullah saw.

فَنَظِّفُوْا أَفْنِِيَتَكُمْ وَ سَاحَاتِِكُمْ. رواه البزار و  الترمذي

Dan bersihkanlah halaman-halaman rumahmu dan pekarangan-pekaranganmu (HR. Al-Bazzar dan al-Turmudzi, Jami’ shagir 1: 59)

Ibadah haji merupakan pusat pendidikan dan pelatihan. Dalam haji, muslim mengenakan pakaian Ihram. Pakaian dapat berfungsi sebagai pembeda antara seorang dengan lainnya; perbedaan status sosial, ekonomi atau profesi. Sejak dari miqat, perbedaan tersebut harus ditanggalkan, sehingga semua merasa dalam satu kesatuan dan persamaan. Ini memberi arti di hadapan Allah semua manusia sama, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya.

الْمُسْلِمُونَ إِخْوَةٌ لا فَضْلَ لأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ إِلا بِالتَّقْوَى ” . المعجم الكبير للطبراني (ج 4 /  18)

Muslim itu bersaudara tidak ada kelebihan antara yang satu dengan lainnya kecuali dengan ketaqwaannya (al-Mu’jam al-Kabir li al-Thabrani: juz 4, hal 18 )

Dan haji mengajarkan kesabaran dalam memikul kesulitan, memerangi nafsu, mengendalikan syahwat dan kesenangannya.

Barang siapa melakukan haji pada bulan-bulan itu, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. ( Al-Baqarah: 197 )

Sudah menjadi tabiat manusia mencintai harta, karena ia memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupannya.

Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (Al-Fajr: 20)

Lewat qurban Allah  mendidik manusia untuk menyeimbangkan rasa cinta terhadap keluarga dan harta, dengan tidak melupakan cinta terbesar kepada Allah dan Rasulnya. Untuk itu manusia mu’min diperintah berqur’ban, sabda Nabi

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا. سنن ابن ماجه – (ج 9 / ص 276)

Siapa yang ada kelapangan tapi tidak berqur’ban maka janganlah ia dekat ke tempat shalat kita ( Sunan Ibnu Majah: juz 9, hal 276)

Berqur’ban dan membagikan dagingnya untuk fakir miskin dan orang yang membutuhkan, merupakan satu pendidikan dan latihan bagi orang muslim, untuk memperkokoh rasa peduli sosial, karena hakekatnya pada harta seseorang terdapat hak orang lain.

Dalam harta mereka tersedia bagian tertentu bagi miskin yang meminta dan yang tidak mau meminta. (Al-Ma’arij: 24 -25)

‘Aidin ‘Aidat yang berbahagia

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر  و لله الحمد

Dari uraian di atas, kiranya dapat dikatakan bahwa millah ibrahim mentarbiyah kita, hendaknya; a) selalu menghidupkan ajaran Allah, sehingga fakhsya dan munkar tidak tersebar, b) mememenuhi hajat orang lain, sehingga kita tidak mengurangi dan merampas hak-hak mereka, c) selalu bertazkiyah membersihkan jiwa, raga dan harta, sehingga tidak termasuk golongan yang mendustakan agama d) selalu taat terhadap perintah Allah dan Rasulnya, dengan tidak berusaha untuk mengingkarinya, e) menjadi pemimpin yang berani menegakan kebenaran, bukan yang ragu menyatakan  yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.

Tersebarnya fakhsya dan munkar, mengurangi dan merampas hak orang lain, menolak tazkiyah, mengingkari perintah, dan ragu-ragu dalam menyatakan kebenaran, itu adalah al-balaa yang ditakuti Rasulullah saw, beliau pernah sampaikan di hadapan Muhajir..

يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ:

-لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا،

-وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ،

-وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا،

-وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ،

-وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ. سنن ابن ماجه – (ج 12 / ص 25)

Wahai Muhajirin! Ada lima ( balaa ), jika kamu diuji dengannya aku akan berlindung kepada Allah dari terjadinya:

-Tidaklah fakhisyah muncul pada suatu kaum sampai terang-terangan, kecuali  akan tersebar wabah dan penyakit yang belum pernah terjadi pada masa dulu

-Tidaklah mereka kurangi takaran dan timbangan (hak orang lain), kecuali akan tertimpa kelaparan, sulit bahan makanan dan zalimnya para penguasa

-Tidaklah mereka tahan zakat harta mereka, kecuali akan ditahan hujan dari langit dan jika tidak ada binatang hujan tidak diturunkan

-Tidaklah mereka mengingkari janji Allah dan Rasulnya, kecuali Allah akan memberikan kekuasaan kepada musuh lalu mengambil sebagian yang ada pada mereka

-Tidaklah pemimpin mereka, tidak menghukumi dengan kitab Allah dan Rasulnya dan memilih / ragu terhadap yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan malapetaka di antara mereka. (Sunan Ibnu Majah:Juz 12, hal 25 )

Ibrahim as. adalah sosok seorang pemimpin hanif yang tidak ragu menyatakan dan menjalankan kebenaran, didorong oleh anaknya yang halim dan saleh, diperkuat istri shalihah yang pantang menyerah dalam menjalankan perintah Allah. Mereka adalah sosok manusia dan keluarga terdidik, teladan semua umat.

Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif ( selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya ). (QS. An Nahl : 120)

Semoga Allah swt memberikan hidayah dan inayah kepada kita, untuk menjadi Insan Rabbany, yang senan tiasa mengesakan Rabbnya, dan selalu mengambil hikmah  tarbiyah dari setiap ibadah  yang diperintah Allah swt, serta terhindar dari setiap  balaa.

اَللّهُمَّ نَوِّرْ قُلُوْبَنَا بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ الأَرْضَ بِنُوْرِ شَمْسِكَ أَبَدًا اَبَدًا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الَّراحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللّهَ لِى وَ لَكُمْ

و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
ankara escort
çankaya escort
ankara escort
çankaya escort
ankara rus escort
çankaya escort
istanbul rus escort
eryaman escort
ankara escort
kızılay escort
istanbul escort
ankara escort
istanbul rus Escort
atasehir Escort
beylikduzu Escort

Leave a Reply

Your email address will not be published.