Return to Dewan Kemakmuran Masjid Al Furqan

Profil DKM Al Furqan

  1. Profil Masjid Al Furqan UPI
    Masjid Al Furqan Universitas Pendidikan Indonesia memiki sejarah yang cukup panjang seiring dengan perkembangan dinamika kampus sejak dari PTPG, IKIP hingga menjadi Universitas Pendidikan Indonesia. Cikal bakal masjid Al Furqan adalah sebuah musholla berupa bangunan kecil yang didirikan pada tahun 1964 dengan nama Mushalla At-Tarbiyah yang hanya bisa menampung paling banyak 20 orang jama’ah.
    Meskipun kapasitasnya sedikit, namun tidak berarti kegiatannya minim. Yang terjadi justeru sebaliknya, dimana terdapat aktifitas keagiatan keagamaan yang luar biasa ramai, mulai dari kajian keagamaan rutin, seperti kajian tematis (akhlak, tauhid, sirah nabawiyah, fiqih, dan kajian-kajian kontemporer keislaman lainnya). Sangat terasa, benih-benih penanaman nilai-nilai religius di lingkungan kampus saat itu.
    Perkembangan selanjutnya, di masa kepemimpinan Rektor IKIP Bandung saat itu yakni Prof. Drs. H.M. Nu’man Somantri, M.Sc., dengan support yang cukup kuat dari kalangan sivitas akademika IKIP Bandung untuk mewujudkan keinginan memiliki masjid kampus yang lebih representatif, akhirnya dimulai pembangunan masjid Al Furqan dengan lokasi di atas Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) dengan arsitektur masjid yang khas karya arsitek kenamaan asal ITB yakni Ir. Ahmad Noe’man yang merupakan lulusan arsitektur ITB tahun 1958. Akhirnya berdirilah Masjid Al Furqan yang indah dan megah, dan menjadi ikon dari IKIP Bandung. Diperkuat lagi dengan kebijakan Rektor dimana pada saat itu terdapat kebijakan, bahwa pada saat memasuki waktu dhuhur, semua kegiatan administrasi dan akademik harus berhenti, untuk melaksanakan shalat dhuhur berjama’ah di Masjid Al Furqan.
    Pada periode kepemimpinan Rektor IKIP Bandung selanjutnya yakni Prof. Drs. H.M. Abdul Kodir, M.Sc., lebih dilakukan lagi penataan kelembagaan dan kegiatan Masjid Al Furqan dengan berbagai kegiatan tidak saja kegiatan keagamaan, melainkan juga kegiatan sosial kemasyarakatan, melibatkan sivitas akademika IKIP Bandung juga masyarakat sekitar kampus.
    Seiring dengan transformasi kelembagaan dari IKIP Bandung menjadi Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 1999, maka dalam masa kepemimpinan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia berturut-turut yakni Prof. Dr. H. M. Fakry Gaffar, M.Ed; Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd; Prof. Furqon, M.A., Ph.D; dan Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si, dilakukan penyempurnaan Masjid Al Furqan dari waktu ke waktu, dengan tujuan untuk lebih memberikan rasa nyaman kepada Jama’ah untuk melaksanakan ibadah shalat khususnya dan ibadah lainnya di Masjid Al Furqan.
    Hal tersebut patut disyukuri oleh keluarga besar sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, bahwa Masjid Al Furqan sebagai Masjid Kampus, bagian tak terpisahkan dari Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai laboratorium mengembangkan religiusitas di Kampus UPI. Terlebih UPI memiliki motto Kampus yang Ilmiah, Edukatif, dan Religius, sudah barang tentu harus terefleksikan dalam berbagai kebijakan, program, dan kegiatan yang dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia.
    Lahirnya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Islamic Tutorial Center (ITC) sebagai salah satu UPT pada Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Universitas Pendidikan Indonesia, merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dalam rangka pengelolaan atau manajemen kegiatan keagamaan di Masjid Al Furqan secara lebih profesional, yang sudah barang tentu dalam pelaksanaannya harus bersinergi dengan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Furqan, dalam merancang, mengkordinasikan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan di Universitas Pendidikan Indonesia.
    Pimpinan DKM Al Furqan dari waktu ke waktu juga terus melakukan perbaikan dalam pengelolaan Masjid Al Furqan, sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman yang berjalan dengan sangat cepat, khususnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Merespon hal ini, maka secara bertahap fasilitas di Masjid Al Furqan terus diperbaiki, seperti pemasangan big screen di ruang utama untuk kegiatan-kegiatan seperti tabligh akbar, dan sebagainya. Juga pemasangan kaligrafi berbahan dasar kuningan yang kini terpasang dengan indah di ruang Masjid Al Furqan, running text berupa pengumuman atau informasi kegiatan rutin, juga pemasangan wi fi di sekitar selasar Masjid Al Furqan UPI.
    – Visi, Misi, dan Tujuan DKM Al Furqan UPI
    Pengurus DKM Al Furqan UPI periode 2019-2023 memiliki visi yakni Menjadikan Masjid Al Furqan sebagai sumber energi bagi kekuatan kehidupan, pusat pembinaan umat dan Pengembangan Syi’ar Islam Rahmatan Lil ‘alamiin.  

    Sedangkan misi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
    1. Mengembangkan suasana kehidupan kampus dan masyarakat yang religius.
  2. Meningkatkan wawasan keagamaan warga kampus dan masyarakat.
  3. Membina akhlak mulia warga kampus dan masyarakat.
  4. Meningkatkan kualitas pembinaan tutorial bagi mahasiswa.
  5. Meningkatkan pelayanan amal bagi warga kampus dan masyarakat.
  6. Meningkatkan kerjasama kegiatan keagamaan dengan lembaga dan masyarakat.
  7. Meningkatkan peran wanita dalam mengembangkan kehidupan keagamaan.
  8. Meningkatkan pelayanan dan pembinanaan warga kampus dan masyarakat dalam Umrah dan Haji.
  9. Meningkatkan penyebaran dakwah berbasis ICT yang bermutu.
  10. Meningkatkan peran remaja dan pemuda dalam mengembangkan kehidupan keagamaan.

    Adapuan tujuan yang hendak dicapai oleh DKM Al Furqan Universitas Pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut:
    1. Terciptanya suasana kehidupan kampus dan masyarakat yang religius.
    2. Terwujudnya peningkatan wawasan keagamaan warga kampus dan masyarakat.
    3. Terwujudnya pembinaan akhlak warga kampus dan masyarakat.
    4. Terlaksananya pembinaan tutorial keagamaan yang bermutu.
    5. Terwujudnya pelayanan amal bagi warga kampus dan masyarakat.
    6. Terwujudnya peningkatan kerjasama kegiatan keagamaan dengan lembaga dan masyarakat.
    7. Terwujudnya peningkatan peran wanita dalam mengembangkan kehidupan keagamaan.
    8. Terwujudnya pelayanaan dan pembinaan warga kampus dalam Umrah dan Haji yang bermutu.
    9. Terwujudnya penyebaran dakwah berbasis ICT yang bermutu.
    10. Terwujudnya pembinaan remaja dan pemuda dalam mengembangkan kehidupan keagamaan yang berkualitas.

    2. Sejarah Singkat
    – Berdiri Tahun           : 1967
    – Nama-nama pimpinan :
    (1991-1995) : KH. Muchsin, SH
    (1996-2001) : Drs. KH. Muslim Nurdin
    (2002-2005) : Drs. H. Zulkabir
    (2006-2010)  : Prof. Dr. H. A. Chaldar Al Wasilah, MA.
    (2011-2014)  : Prof. H. Furqon, M.A., Ph.D.
    (2014-2018) : Dr. H. Dudung Rahmat Hidayat, M.Pd.
    (2019-2023)  : Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd.

    3. Riwayat Pendirian
    Pendidikan agama islam sebagai mata kuliah wajib di UPI, secara formal mulai dilaksanakan pada tahun 1963. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan civitas akademika dalam pelaksanaan ibadah sholat maka muncul keinginan para aktivis mahasiswa islam untuk segera mendirikan masjid. Pada tahun 1964 berdirilah sebuah mushola kecil yang diberi nama At-Tarbiyyah, yang hanya menampung 20 orang jamaah. Untuk melaksanakan shalat jum’at dan hari-hari besar islam tempatnya di gedung olahraga. Seiring dengan perkembangan kesadaran beragama civitas akademika serta tuntutan kebutuhan masyarakat, maka pada tahun 1967 didirikan sebuah masjid yang diberi nama Al Furqan.
    Nama Al Furqan diambil dari nama masjid yang berada di jalan Kramat Raya No. 45 Jakarta, yang tadinya merupakan kantor pimpinan pusat Masyumi, kemudian menjadi kantor pusat Yayasan Dewan Dakwah Islam Indonesia pimpinan Muhammad Natsir, penamaan ini menggambarkan adanya komunitas para aktivis mahasiswa islam di IKIP dengan para aktivis Masyumi. Mereka sering datang ke Jakarta dalam rangka konsultasi masalah-masalah dakwah islam dan memberikan laporan sekitarnperkembangan politik di kampus.

    4. Perkembangan
    Untuk mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat pembinaan keagamaan di lingkungan IKIP dan sekitarnya, atas restu Rektor pada tahun 1968 berdirilah lembaga independen, yaitu Yayasan Al Furqan yang berdomisili di dalam kampus. Pengelolaan masjid selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada yayasan.
    Melihat perannya yang begitu besar dalam mendukung program pembinaan lingkungan bagi sivitas akademika IKIP, Rektor IKIP mengizinkan yayasan untuk mengembangkan programnya dan menjadikan Al Furqan sebagai pusat kegiatan. Selain itu, pihak rektorat memberikan fasillitas pendukung berupa bangunan gedung sederhana yang terletak di samping masjid Al Furqan. Bangunan ini kemudian difungsikan sebagai toko swalayan, toko buku, klinik kesehatan dan hasilnya digunakan untuk membiayai kegiatan yayasan dan masjid.

    5. Inovasi
    Sejak adanya dukungan dari pihak rektorat, masjid Al Furqan semakin ramai dikunjungi jama’ahnya. Setiap hari ahad pagi diselenggarakan kuliah dhuha bagi para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan PAI dan diikuti pula oleh masyarakat umum yang ada di sekitar kampus. Sementara di ruang kuliah diselenggarakan pengajian anak-anak yang dikelola oleh bidang pendidikan yayasan Al Furqan.
    Pada tahun 1979 Rektor IKIP membentuk panitia pembangunan masjid yang lokasinya dipindahkan dari gedung Bumi Silliwangi ke bekas Asrama I Putra, sekarang masjid Al Furqan.
    Panitia pembangunan masjid itu diketuai oleh PR II dibantu oleh para pengurus yayasan Al Furqan dan pengurus masjid Al Furqan.
    Panitia pembangunan masjid itu diketuai oleh PR II dibantu oleh para pengurus yayasan Al Furqan dan pengurus masjid Al Furqan.
    Sebelum pembangunan masjid selesai muncul suatu kebijakan Menteri P&K, Daoed Yusuf tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dimana kampus harus bersih dari aktivitas-aktivitas organisasi ekstra, termasuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Kebijakan ini berdampak pada keberadaan yayasan Al Furqan yang secara tidak langsung harus hengkang dari dalam kampus. Sejak saat itu pengelolaan masjid AL Furqan diambil alih sepenuhnya oleh Rektor. Untuk pengelolaannya Rektor mengangkat pengurus Dewan Keluarga Masjid (DKM), dan secara formal kedudukan masjid serta pengelolaannya berada dalam struktur dan sistem perguruan tinggi sampai saat ini.
    Perubahan sistem pengelolaan masjid tidak menyurutkan rencana pembangunan masjid Al Furqan yang lebih besar dan lebih representatif. Pembangunan masjid Al Furqan baru selesai pada tahun 1985.
    Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, pada tahun 2006, masjid Al Furqan akan dibangun 4 lantai yang dikembangkan fungsinya, selain sebagai sarana untuk ibadah juga akan berfungsi sebagai pusat studi islam (Islamic Tutorial Centre).