Semangat Ibadah

Allah SWT telah menjelaskan kepada kita semua bahwa misi utama kita diciptakan oleh Allah SWT tidak lain agar kita ibadah kepada Allah, mengesakan Allah, menyembah Allah. Rasulullah Muhammad saw dari hadits qudsi dari Allah SWT juga menjelaskan misi utama penciptaan kita diantaranya agar kita banyak dzikir kepada Allah.

Dalam realita kehidupan, saat ibadah kepada Allah, saat takbir, shalat kepada Allah, membaca Al Quran kita berada dalam kondisi yang sangat luar biasa. Kita bersemangat sekali ketika ibadah kepada Nya. Namun dalam kondisi yang lain, ketika panggilan adzan dikumandangkan, kita menemukan diri kita sangat jauh dari Allah, ibadah kita sangat lemah sekali. Kondisi semacam ini perlu kita sikapi dalam kehidupan kita. Bagaimana kita dalam kondisi apapun/situasi apapun kita tetap senantiasa bisa semangat ibadah kepada Allah SWT? Kunci jawaban dari semua itu adalah ketika kita kembalikan kepada Rasulullah Muhammad saw. Beliau adalah imam bagi siapapun yang ingin ibadah kepada Allah SWT, dan beliau telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara mempertahankan ibadah kita kepada Allah SWT.

Diantara ciri-ciri ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah saw agar kita senantiasa semangat dalam ibadah:

Yang pertama, kita harus bisa menjadikan ibadah kepada Allah adalah merupakan prioritas/paling utama dalam kehidupan kita. Sesibuk apapun, sebanyak apapun agenda harian kita, ditulis dengan tinta merah. Kapan saat kita kembali kepada Allah, memenuhi panggilanNya. Ini adalah merupakan salah satu ciri ibadah yang dijarkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya: Tidak diwahyukan untukku, tidak dijadikan misi utama aku diutus oleh Allah SWT agar aku menjadi orang yang menumpuk-numpuk harta. Islam tidak melarang muslim menjadi orang kaya, bahkan Islam mendukung seorang muslim yang kaya. Harta terbaik adalah harta yang dimiliki orang soleh, tapi Islam tidak mengajarkan agar misi seorang muslim dalam hidupnya, menghabiskan waktunya untuk menumpuk-numpuk harta. Dan bukan misi utama aku diutus oleh Allah agar aku menjadi seorang pengusaha besar, tetapi diwahyukan untukku oleh Allah agar senantiasa aku kembali kepada Allah, dan agar senantiasa kita kembali kepada Allah, menjadikan misi utama hidup kita untuk ibadah kepada Allah SWT sampai kematian menjemput kita.

Yang kedua, ibadah yang diajarkan oleh Muhammad saw adalah agar seorang muslim bisa menjadikan ibadah kepada Allah sebagai situasi yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Seorang muslim sejati ketika dia mengangkat tangannya takbir kepada Allah, adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Saat duduk dirumah Allah, di Masjid, di majelis ilmu, harusnya menjadi sebuah kondisi yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Ketika datang panggilan shalat, Rasulullah senantiasa mengatakan kepada Bilal : “Wahai Bilal jadikan kami nyaman, jadikan kami senang dengan shalat yang kita panjatkan kepada Allah SWT”. Bahkan Nabi Muhammad saw menegaskan dalam haditsnya yang lain: “Dan dijadikan permata hatiku yang paling membahagiakan hidupku adalah ketika aku shalat menghadap kepada Allah SWT”. Ketika hadits ini dibacakan, Abdullah Ibnu Mas’ud dan sahabat-sahabat yang lain berminggu-minggu menangis kepada Allah. Kenapa? Karena selama dalam Islamnya belum pernah merasakan bagaimana mereka merasakan nikmatnya menjadikan shalat sebagai kondisi yang paling membahagiakan. Lalu sudahkah ini tercermin dalam kehidupan kita, sudahkah shalat kita kepada Allah, hadir kita di majelis menjadi kondisi yang paling membahagiakan dalam hidup kita. Tentunya kalau kita ingin meneladani Rasulullah saw, kita harus melatih semua itu.

Yang ketiga, Rasulullah saw mengajarkan kepada kita, agar kita melatih ibadah secara continue walaupun hanya sedikit. Sebaik-baiknya amal adalah terus menerus walaupun sedikit, dilakukan dengan continue, dilakukan secara terus menerus dengan istiqomah. Istiqomah amal kita adalah menjadi bukti keberhasilan kita.

Yang keempat, Rasulullah saw memanggil sahabatnya yaitu Mu’adz bin Jabal, dipanggil oleh Muhammad saw. Aku mencintaimu wahai Mu’adz, kemudian jangan lupa ucapkan doa ini “ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK” setiap engkau selesai dari shalat yang engkau lakukan. Artinya yang keempat, sebagai muslim yang ingin mempertahankan ibadahnya, selain memperioritaskan ibadah, menikmati ibadah, melatih istiqomah ibadah, yang keempat jangan lupa kita panjatkan do’a, memohon kepada Allah agar Allah senantiasa memperbaiki ibadah kita, agar Allah senantiasa menjadikan kita orang yang senantiasa bisa terus mensyukuri nikmat Allah dan meningkatkan ibadahnya kepada Allah SWT.

Oleh, K.H. Rofiqul A’la, Lc., MA.

Skip to content