HIKMAH KEUTAMAAN DAN TARGET IBADAH
SHAUM RAMADHAN MUBAROK
Sabda Nabi Muhammad SAW
“Setiap amal anak Adam kebaikannya akan dilipat gandakan 10 kali lipat sampai 700 kali lipat, dan sampai sekendak Allah. Allah berfirman: kecuali pahala shaum, maka sesungguhnhya shaum itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Seseorang meninggalkan keinginan syahwatnya dan makannya karena-Ku. Bagi yang berpuasa ada dua kegembiraan; satu disaat ia berbuka puasa dan kedua disaat bertemu dengan Rob-nya. Sungguh bau mulut yang sedang berpuasa, lebih harum di sisi Allah dari pada harumnya minyak kasturi (wangi)” (HR Ibnu Majah)
Wajah umat Islam yang beriman terlihat ceria bangga penuh bahagia, tatkala menunaikan ibadah shaum Ramadhan yang penuh rahmat, maghfiroh dan itqu niraan (terbebas dari api neraka). Kegembiraan itu diungkapkann dengan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan panjang umur dapat bertemu kembali dengan bulan yang sangat istimewa. Silaturahmi menjelang dan saat shaum Ramadhan menjadi wujud memperkuat tali hubungan silaturahmi sesama umat Islam dan lebih dekat lagi dengan sanak keluarga, ucapan kalimat yang manis penuh makna teungkap Marhaban Yaa Ramadhan, dan banyak lagi amalan lainnya dengan penuh pengharapan kepada Allah.
Harapan orang beriman pada bulan ini, adalah ingin shaum hari ini bulan ini dan tahun ini lebih baik dari hari-hari yang lalu, dan hari besok lebih baik dari hari ini. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad Saw,. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan hari kemarin, berarti orang merugi dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka (Al Hadist).
Upaya yang wajib dilakukan umat Islam yang beriman agar meraih derajat yang beruntung, adalah jadikanlah bulan Ramadhan tahun sekarang ini sebagai bulan latihan, pembinaan, tolabul ilmi, belajar, silaturahmi, sodaqoh, amal saleh, dsb., Nabi kita Muhammad saw, memerintahkan kepada umatnya agar umat ini memiliki profesi dalam kehidupannya, yakni “Kun aliman, mutaalliman, au mustamian au muhibban wala takun khosmisan fatahlik. Artinya jadilah kamu guru (orang yang berilmu), murid (orang yang butuh ilmu), pendengar yang baik, dan cinta ilmu, dan jangan menjadi yang kelima yakni tidak berilmu, tidak menajadi murid, tidak menjadi pendengar yang baik, tidak mencintai ilmu, dan itu adalah celaka.
Hikmah diwajibkannya Shaum Ramadhan kepada umat Islam yang beriman adalah: Pertama, tajdidul iman wataqwiyatuhu (menyegarkan kembali keimanan dan menguatkannya). Dengan menjalankan ibadah shaum Ramadhan insyaallah keimanan akan segar dan juga dikuatkan oleh Allah swt. Nabi bersabda Sesungguhnya iman dalam hati kadang lapuk seperti lapuknya pakaian maka segarkanlah iman kamu sekalian.
Kedua, tahdzibu an nafsi (melatih mengendalikan nafsu). Nafsu merupakan dorongan dari dalam diri yang sangat berpengaruh kepada perbuatan sehari-hari. melakukan pekerjaannya yang baik, atau yang buruk. Menurut ulama mutaqoddimiin bahwa ada tiga pengelompokkan nafsu, yakni nafsu lawwamah (labil), nafsu ammarah bissui (jahat) dan nafsu muthmainnah (tenang)
Ketiga, talyinul masyair (memperhalus perasaan). Seorang mukmin bersaum dengan berupaya meninggalkan yang membatalkan dan mengurangi pahala shaum. Menahan tidak makan tidak minum dan tidak hubungan seksual suami istri saat shaum, sambil menahan tidak membicarakan kejeleken orang lain, memfitnah, gibah, seharusnya tangan, kaki, mata, telinga shaum dst. Dengan menghidari hal-hal yang merusak pahala shaum. Amalan ini hanya dapat diikuti oleh orang yang benar-benar menunaikan ibadah shaum dengan landasannya iman dan sepenuhnya mengharapkan keridoan Allah. Saat lapar ingat kepada fakir miskin yang makannya sangat-sangat terbatas. Shaum merupakakn ibadah yang dapat memiliki perasaan halus, penuh kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak yatim, fakir miskin.
Keempat, kasru asysyahwati (menekan arus syahwat). Nafsu birahi sangat mungkin muncul pada setiap manusia. Dorongan seksual pada manusia itu kuat sekali. Ada ulama mutaqoddimiin menggambarkan betapa bahayanya nafsu seksual manusia. Nafsu birahi yang tidak terkendali dapat menjadikan seseorang terjerumus kepada prostitusi dan pelecehan seksual yang kadang membuat rumah tangga hancur berantakan. Ibadah shaum Ramadhon insyaallah akan dapat menekan nafsu birahi.
Selain hikmah disyariatkannya shaum Ramadhan, penulis juga mengemukakan keutamaan shaum Ramadhan antara lain:
Pertama, diampuninya dosa. Nabi Muhammad saw, bersabda “Barang siapa bershaum Ramadhan atas dasar keimanan dan karena Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu” (HR. Bukhori). Alangkah beruntungnya orang berpuasa dasarnya iman, yakni menunaikan ibadah shaum itu karena percaya, yakin seyakin-yakinnya bahwa ibadah ini perintah dari Allah yang penuh kasih dan sayang. Saat menjalankannya selalu merasa dilihat, ditatap, diperhatikan oleh Robbnya, segala ucapannya perbuatannya dan tindakkannya berupaya untuk sesuai dengan uswah Nabi Muhammad saw penuh pengharapan ridha Allah swt.
Kedua, dikabulkannya do’a. dalam hal ini Nabi Muhammad saw, bersabda “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditolak do’anya, yaitu imamun a’dilun (pemimpin yang adil atau bijaksana) baik pemimpin di rumah tangga, seperti suami, istri, dan diluar rumah tangga dikantor swasta atau pemerintahan dsb. Yang bershaum sampai ia buka, dan doa’nya yang di dzolimi (HR Ibnu Majah)
Ketiga, dilipatgandakan pahala kebaikannya. Nabi Muhammad saw. Bersabda “Setiap amal anak Adam kebaikannya akan dilipat gandakan 10 kali lipat sampai 700 kali lipat, sampai sekehendak Allah swt. Allah berfirman kecuali pahala shaum, maka sesungguhnya shaum itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Sesorang meninggalkan syahwatnya dan makannya karena-Ku. Bagi yang berpuasa ada dua kegembiraan; satu saat ia berbuka shaum dan disaat bertemu Robb-nya. Sungguh bau mulut yang sedang berpuasa, lebih harum di sisi Allah dari pada harumnya minyak kesturi (wangi) (HR Ibnu Majah).
Adapun yang menjadi target dalam menjalankan ibadah Shaum Ramadhan adalah la’allakum tattaquun (agar kamu menjadi orang yang bertaqwa). Adapun ciri orang bertaqwa orang yang selalu hati-hati dalam qaulun (ucapan), fi’lun (perbuatan) dan takrirun (tindakannya). Hasan Al Basyri pernah mengungkapkan bahwa ciri orang muttaqin adalah “Teguh dalam keyakinan, tekun dalam menuntut ilmu, semakin berilmu semakin merendah, semakin berkuasa semakin bijaksana, tampak wibawanya di depan umum, jelas syukurnya dikala beruntung, qonaah dalam pembagian rizqi, senantiasa berhias walaupun miskin, selalu cermat, tidak boros walaupun kaya, murah hati dan murah tangan, disiplin dalam tugasnya, tinggi dedikasinya, serta terpelihara identitasnya, tidak menuntut yang bukan haknya dan menahan hak orang lain, kalau ditegur ia menyesal, kalau bersalah ia istighfar, bila dimaki ia tersenyum sambil berkata, jika makian anda benar, maka aku bermohon semoga Tuhan mengampuniku, dan jika makian anda keliru, maka aku bermohon semoga Tuhan mengampunimu. Dan masih banyak ciri muttaqiin pada ayat suci Al Quran dan hadits nabi, semoga dapat meraihnya.
Wallahu a’lam
Oleh, Prof. Dr. KH. Sofyan Sauri, M.Pd