Keikhlasan dan Kesabaran dalam Beribadah

Allah SWT mengirimkan manusia ke alam dunia ini tiada lain supaya manusia beribadah kepada Allah SWT. “Tidak ada suatu kegiatan, tiada suatu perbuatan dari bangun tidur sampai tidur kembali kecuali semata-mata untuk mengabdikan diri kita kepada Allah SWT, untuk beribadah kepada Allah SWT”. Bila ada manusia hidup di alam dunia ini diberi waktu satu hari satu malam (24 jam), dan tidak mengisinya dengan ibadah kepada Allah maka akan bertentangan dengan perintah Allah tadi. Oleh karena itu, marilah dalam segala aktivitas kehidupan kita selalu beribadah kepada Allah. Tentunya agar ibadah itu diterima, maka ibadah tersebut harus dilandasi dengan keimanan, ilmu, dan keikhlasan.

Seseorang menunaikan ibadah, baik mahdhah maupun ghairu mahdhah, bila tidak dilandasi dengan keimanan maka sia-sialah dihadapan Allah SWT. Keimanan sudah ada namun tidak dengan keikhlasan, maka ini juga kurang sempurna diterima oleh Allah SWT. Ibadah yang paling sempurna, ibadah yang paling istimewa, ibadah yang paling hebat dihadapan Allah yaitu ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dengan semata-mata berserah diri kepada Allah SWT. sebagaimana kita mengucapkan di dalam shalat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya semata-mata bagi Allah, Tuhan Semesta alam”. Dengan berharap kepada Allah dan dengan melaksanakan keikhlasan dalam beribadah maka akan berbuah nilai yang sangat bermakna dihadapan Allah SWT.

Ikhlas adalah memberikan sesuatu kepada orang lain, baik berupa benda atau jasa dan yang lainnya tanpa mengharapkan imbalan apapun yang memang niat di dalam hati adalah murni hanya memberi dan tidak mengharap balasan, tetapi hanya Allah. Dan kemudian disebutkan dalam suatu ayat “Allah SWT tidak memerintahkan ibadah kepada manusia kecuali beribadah dengan penuh keikhlasan”. Ada ulama yang mengatakan “Kalau kita ingin melakukan sesuatu perbuatan, maka awali, niatkan bahwa perbuatan ini akan dilakukan dengan penuh keikhlasan”. Apakah itu yang menyangkut hubungan dengan Allah SWT atau hubungan manusia dengan manusia, maka niat yang menjadi keutamaan dan akan menguatkan kita dalam menjalankan ibadah yang kita lakukan semata-mata untuk mencari ridlo Allah SWT.

Setelah niat kemudian dilandasi dengan keimanan. Seseorang yang melaksanakan ibadah dan amal shaleh yang dilandasi dengan keimanan, keyakinan, kepercayaan dan hanya kepada Allah tidak mengharapkan kepada manusia, maka akan diperolehnya suatu ketenangan dan ketentraman dalam hidup. Jika ada manusia yang melakukan sesuatu perbuatan hanya berharap kepada manusia, maka bersiaplah untuk memperoleh sesuatu yang tidak menyenangkan bahkan mungkin menyakitkan karena menggantungkan diri kepada manusia. Contohnya jika seseorang ingin memperoleh imbalan dari seseorang, tatkala imbalannya tidak sesuai dengan harapan maka dia akan kecewa. Ataupun diberi dengan segala macam pemberiannya, mungkin sebentar dia akan merasa puas tapi setelah itu tidak ada kepuasan lagi. Namun bila kita melaksanakan sesuatu dengan penuh keikhlasan, maka buahnya adalah ketenangan. Contoh lainnya seorang dosen mengajar, berdiri di depan kelas dengan niat awal keberangkatan dari rumahnya semata-mata mencari ridlo Allah SWT, tatkala berhadapan dengan anak didiknya dipandang satu persatu dengan penuh pengharapan kepada Allah, maka akan timbul suatu ketenangan batin karena mengharapkan ridlo dari Allah SWT.

Kemudian setelah kita menyenangkan di awal tentang ikhlas, maka siapkan di tengah itu adalah sabar. Karena jika sudah kita meniatkan ikhlas nanti akan datang cobaan-cobaan terutama datangnya dari syetan. Sebagaimana Allah berfirman : “Ia (iblis) berkata, ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”(QS. 15:39-40). Ternyata setan sangat takut oleh orang-orang yang beramal ibadah dengan penuh keikhlasan. Bila orang tidak ikhlas akan mudah diganggu dan digoda oleh setan. Maka bila sudah niat ikhlas di awal, maka menurut ulama ditengah itu disiapkan tentang kesabaran. Sabar adalah menahan diri ataupun menyiapkan diri untuk tidak mudah terganggu, tidak mudah tergoda dan tidak mudah dibawa kemanapun tanpa kejelasan. Maka di dalam menghadapi suatu ujian dan cobaan serta kesabaran ada tiga hal, sabar dalam menunaikan ibadah, sabar dalam menghadapi musibah dan sabar dalam menjauhi maksiat. Ini yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran.

Yang pertama sabar dalam menunaikan ibadah, ketika kita akan menunaikan suatu ibadah dengan penuh keikhlasan maka sabarlah dalam menghadapinya. Bila ada gunjingan dan cemoohan, maka sabar dan tahan untuk tidak mengikutinya. Yang kedua, sabar dalam menghadapi musibah. Apapun yang datang pada diri kita dan tidak menyenangkan diri kita maka hadapi dengan penuh kesabaran. Ataupun sabar dalam menghadapi maksiat, segala perbuatan yang tidak sesuai dengan tuntunan Allah SWT perlu dihadapi dengan kesabaran dan untuk menghindari dari perbuatan tersebut. Apabila kita bisa atau mampu menghadapi kehidupan yang tiga hal tadi dengan penuh kesabaran, maka di ujung kegiatan akan bertemu dengan keikhlasan.

Ikhlas disiapkan di awal kemudian di tengah siapkan dengan kesabaran dan akhirnya keikhlasan diperoleh dengan sebaik-baiknya. Untuk menjaga agar keikhlasan tetap ada pada diri kita, ada orang yang mengatakan empat hal disiapkan diri kita dalam menghadapi keikhlasan dan juga kesabaran. Satu perbanyak doa, yang kedua perbanyak membaca Al Quran, yang ketiga perbanyak bersilaturahim dan juga banyak berdiskusi dengan orang-orang yang berilmu dan yang selanjutnya banyak duduk-duduk di Masjid untuk memperoleh suatu rahmat dari Allah SWT. Orang yang datang ke Masjid dengan wudlu yang sempurna, dengan melangkahkan kaki kanan dan mengikuti contoh Rasulullah saw, tidak dulu duduk sebelum shalat dua rakaat, kemudian ada pengajian kita mengikutinya, ada khutbah kita mendengarkannya, kemudian kita terus beritikaf, meminta, memohon kepada Allah maka kita akan sampai di ujung kegiatan itu penuh dengan keikhlasan. Di dalam hidup ini tiada kegiatan kecuali semata-mata ibadah kepada Allah SWT. Ibadah yang paling istimewa, ibadah yang paling sempurna yaitu ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan. Bila telah diniatkan dengan keikhlasan akan datang ujian, maka hadapilah dengan penuh kesabaran, bila kesabaran telah dilakukan perbanyaklah berdoa, membaca Al Quran, istighfar dan sering bersilaturahim dengan orang yang berilmu agar keimanan meningkat dan amal diterima oleh Allah SWT.

Oleh, Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.