Tujuh Kriteria Calon Pemimpin

Kita bangsa Indonesia memiliki hak, yaitu untuk memilih calon wakil rakyat yang nanti akan merumuskan berbagai kebijakan yang sesuai dengan tugasnya yaitu merancang undang-undang dan mengawasi pemerintahan. Hal ini merupakan suatu upaya yang strategis di dalam menjalankan tugas sebagai bangsa. Kita sebagai umat Islam tentu tidak boleh melewatkan kesempatan kita untuk memilih orang yang akan menjadi wakil kita nanti. Apalagi bulan Juli kita memiliki hak untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin negara kita.

Kita sebagai muslim memiliki keyakinan, bahwa perbuatan apapun yang kita lakukan kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT di yaumul hisab. Jangan menganggap enteng persoalan memilih orang, karena hal ini akan berdampak pada kehidupan bangsa dan negara kita. Oleh karena itu, kita sebagai Muslim harus punya pedoman siapa yang layak dipilih sebagai wakil kita dan siapa yang sepatutnya dipilih sebagai pemimpin negara kita. Karena pilihan kita sangat menentukan nasib rakyat, bangsa dan negara yang kita cintai ini. Laksanakan dan pergunakan hak kita untuk memilih calon anggota legislatif dan pemilihan presiden nanti yang menurut kita patut dipilih sebagai kepala negara dan pemimpin bangsa.

Kita harus memiliki kriteria yang patut kita jadikan pedoman di dalam memilih calon wakil rakyat, agar ketika kita menggunakan hak kita dan kelak kita dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT kita bisa mempertanggung jawabkannya. Tentu setiap akan ada pemilihan, banyak orang yang mengaku menjadi orang baik, menjadi orang yang cinta kepada fakir miskin dan mengaku berbagai hal-hal yang baik saja. Pengakuan itu tentu banyak dilontarkan dalam kampanye maupun di iklan yang mereka pasang agar mereka terpilih. Kita sebagai pemilih yang cerdas perlu memperhatikan orang-orang itu, apakah benar perilakunya seperti itu atau tidak? Itulah sebabnya mengapa kita perlu kriteria dalam memilih calon wakil rakyat.

Rasulullah saw mengajarkan kepada kita, ada tujuh sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap mukmin apabila dia akan menjadi wakil kita diparlemen. Jika kita mempelajari hadits-hadits qudsy, ada tujuh kriteria yang diajarkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah saw, dan Rasulullah mengajarkan kepada kita. Inilah kriteria-kriteria yang harus dimiliki seorang muslim apabila ia akan menjadi wakil kita di parlemen maupun pemimpin kita di negeri ini.

Yang pertama, Rasulullah Saw mengatakan “Tuhanku memerintahkan kepada ku agar aku mencintai orang miskin, dan mendekati orang miskin”. Jadi tentunya kita bisa memperhatikan orang-orang yang akan kita pilih itu apakah di dalam perilakunya dia mencintai orang miskin dan mendekati orang miskin? Jika dia mencintai dan mendekati orang miskin pasti nanti dia akan memperjuangkan orang miskin. Apalagi negeri kita ini, jumlah orang miskin sangat banyak. Jadi artinya jika kita memilih orang yang tidak pernah peduli dengan orang miskin, bagaimana dia akan memperjuangkan negeri ini supaya mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu, jika nanti kita memilih orang yang akan menjadi wakil kita, maka pilihlah orang-orang yang cinta kepada orang miskin dan selalu mendekati orang miskin, bukan menjauhi orang miskin.

Kriteria yang kedua, “Tuhanku memerintahkan kepadaku agar aku melihat kebawah, tidak melihat orang yang diatas”. Artinya apa? Artinya, pertama dia memang tawadhu, yang kedua bersyukur kepada Allah SWT, kalaupun dia menderita, bersyukur masih banyak orang yang lebih menderita. Dia tidak pernah berangan-angan terus melihat kepada yang lebih atas. Angan-angan itulah yang kadang-kadang menjerumuskan dia, bahkan kalau dia menjadi wakil kita akan menjerumuskan bangsa kita. Itu kriteria yang harus kita pilih.

Yang ketiga, “Tuhanku memerintahkan kepadaku agar aku mau menyambung silaturahim, menyambung kekerabatan meskipun orang lain itu mencela”. Kita lihat perilaku orang itu, apakah dia mau bersilaturahim? Bukan hanya untuk kepentingan pemilu saja silaturahim itu tetapi dari hati nuraninya dia benar-benar ingin menjalin silaturahmi.
Yang keempat, “Tuhanku memerintahkan kepadaku agar aku tidak meminta sesuatu atau tidak mempertanyakan sesuatu yang sebetulnya tidak perlu dipertanyakan”. Masalah ini bisa berarti meminta sesuatu. Jadi apabila calon pimpinan suka meminta-minta, jangan sekali-kali dipilih karena nanti dia akan merugikan kita semua.

Yang kelima, “Tuhanku memerintahkan kepadaku agar aku mengatakan yang hak”. Jika itu benar maka katakanlah meskipun apa yang dikatakan itu pahit. Jika seseorang dalam perilakunya berani mengatakan seperti itu, maka dialah yang patut kita pilih. Berani mengatakan yang hak, tidak pura-pura, dan tidak hanya ingin mengambil hati orang dan perilaku yang lain seperti itu.
Kemudian yang keenam, “Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar jangan takut akan umpatan orang lain jika kita melakukan sesuatu yang diridhoi oleh Allah SWT”. Meskipun orang lain mengkritik, kalau hal ini benar maka kita jangan segan-segan melakukannya.

Yang ketujuh, “Tuhanku memerintahkan kepadaku agar aku banyak membaca”. Bukan sekedar mulut tetapi juga perbuatan. Segala sesuatu itu adalah tidak ada daya bagi kita, tidak ada kekuatan bagi kita kecuali dari Allah SWT. Begitu terpilih dia tidak pernah menyombongkan diri.

Kita sudah punya pengalaman, setiap mereka meminta untuk dipilih, mereka berjanji macam-macam tetapi begitu mereka terpilih kadang-kadang mereka berkhianat dari apa yang dijanjikan. Ini juga diingatkan oleh Allah SWT di dalam salah satu ayat yaitu surat Yunus ayat 21 “Dan apabila kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)”. Sesungguhnya malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.” Inilah beberapa catatan penting yang patut kita jadikan salah satu pegangan di dalam rangka kita memilih wakil rakyat maupun pemimpin bangsa di negeri ini, agar apa yang kita lakukan bisa dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Oleh, Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A.