Prilaku Yang Menihilkan Berkah Ramadhan

“Barang siapa yang tidak shaum pada Ramadhan tanpa adanya uzur, tidak pula sakit, maka tidaklah dia bisa menggantikannya dengan puasa sepanjang tahun, jika dia melakukannya.”   (HR. Bukhari)

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT, atas izin dan hidayah Nya, kita dapat bertemu kembali dengan bulan yang penuh berkah, Bulan Ramadhan. Tidak semua orang dapat sampai pada Ramadhan kali ini, karena sudah dipanggil sebelum masuk Ramadhan oleh Pemiliknya, yakni Allah SWT. Oleh karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Alangkah ruginya jika amalan kita di bulan yang suci ini sama saja dengan amalan di bulan lainnya. Jika perbuatan kita yang sia-sia terus dilakukan di bulan Ramadhan, seperti menghambur-hamburkan waktu, maka hidup kita tidak akan berkah.

Begitu pula sikap dan prilaku malas beribadah, malas ke mesjid, malas tarawih dan witir, malas tadarus Al Quran, malas shodaqoh, malas mencari ilmu, malas belajar, malas berbuat baik, dan kemalasan lainnya, maka yakinlah kehidupannya akan sempit dunia akhirat. Dan Ramadhan sampai berakhir pun baginya tidak membekas. Padahal andaikan kita tahu bagaimana berkah dan nilai keunggulan Ramadhan, niscaya kita ingin setiap bulan selama hidup ini adalah bulan Ramadhan.

Dalam tulisan ini, akan dideskripsikan beberapa perbuatan yang wajib dijauhi dan dihindari oleh kita. Selain, perbuatan-perbuatan tersebut merusak pahala Ramadhan, juga dapat mengikis bahkan menghilangkan keimanan kita.

Pertama berbuat yang tidak berguna, berkata yang sia-sia, dan terjerumus kemusyrikan. Ramadhan mengajarkan kita agar berguna bagi orang lain, jujur dan transparan, satu kata dengan perbuatan. Hindari perbuatan sia-sia (termasuk menghambur-hamburkan waktu/ngabuburit yang tidak sesuai norma agama), sms an dan bermain internet yang tidak berguna, berbohong, bertengkar, perkataan yang tak senonoh, bergosip ria, memfitnah melalui surat kaleng, menuduh orang lain tanpa kebenaran, menyebar kebencian kepada orang lain, mengumpat, menyinggung perasaan orang lain, kasar, mengejek, melecehkan dan perkataan lain yang tidak mengindahkan etika keagamaan maupun etika sosial. Hindari pula sikap dan perbuatan yang dzalim dan tidak adil, pilih kasih karena kerabat dekat, dan merasa paling baik, sok benar sendiri, menjauhi ukhuwah, menekan bawahan,  arogan, dan takabur alias sok kuasa.

Rasulullah Saw. bersabda: “Bukanlah shaum itu hanya (menahan) dari makan dan minum saja, melainkan juga dari perbuatan yang tidak berguna dan perkataan yang tidak senonoh.” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Dengan demikian orang yang shaum tetapi tidak dapat menahan diri seperti di atas, ia hanya mendapatkan lapar dan dahaganya saja. Yang lebih penting lagi, mewaspadai jangan sampai perilaku kita terjerembab kepada perbuatan musyrik/syirik. Misalnya iseng-iseng ngabuburit dengan membaca dan mempercayai zodiak/ramalan bintang, pakai isim, melakukan sihir, pergi ke dukun/tukang ramal, mempercayai kekuatan lain selain Allah. Perbuatan syirik akan menyebabkan hapusnya seluruh amal kita, tidak diampuni dosanya, dan masuk neraka jahanam. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisaa’ : 48)

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”. (QS. Al-Maidah:72)

Dan ayat ayat senada lainnya (QS. Az-Zumar: 65) (QS. An-Nisaa` :116).

Kedua mempertontonkan Aurat, Masih banyak saudara-saudara kita yang belum menutup auratnya. Termasuk tidak menutup aurat adalah memakai pakaian yang sangat ketat, meski memakai jilbab bagi muslimah. Akibat kurangnya pengetahuan dan pemahaman Islam yang komprehensif, masih banyak para mahasiswi dan muslimat lainnya yang mengenakan pakaian ketat dan tidak sesuai perintah Allah SWT. Ingatlah aurat yang tidak ditutup itu menjadi sasaran empuk api neraka jahanam. Na’udzu Billah.

Perlu juga diingatkan para mahasiswa dan muslimin lainnya, yang terbiasa memakai baju/kaos pendek atau kecil, biasanya begitu ruku atau sujud maka tertariklah kaos/bajunya dan terlihatlah aurat di belakangnya. Dengan demikian sholatnya batal/tidak syah. Oleh karena itu mulai sekarang kalau kita mau mendirikan sholat cek pakaian kita apakah “nyingsat” atau tidak, apakah rapi atau tidak, dan apakah pantas atau tidak menghadap Allah seperti itu???

Begitu pula, masih banyak tayangan dan tontonan televisi yang mengumbar syahwat semestinya dihentikan dan tidak ditonton. Iklan-iklan di jalan raya dan sekitarnya bergelimangan syahwat-syahwat syaithoniyah. Selayaknya pemerintah, tokoh agama, pendidik dan seluruh komponen bangsa melakukan gerakan tutup aurat, agar bangsa ini berkah dan terhindar dari bencana.

Ketiga Malas Ke Mesjid dan Malas Sholat Berjamaah. Untuk sebagian kalangan masih banyak melakukan sholat itu sendiri-sendiri di rumah. Padahal utamanya sholat adalah berjamaah dan dilaksanakan di mesjid. Di bulan Ramadlan, jika kita melaksanakan sholat berjamaah maka pahalanya berlipat ganda. Sayang sekali jika kita melaksanakan sholat itu sendirian. Jangan dibiasakan sholat itu (sholat wajib) seorang diri dan hanya melaksanakan di rumah. Setiap langkah kita ke mesjid dihitung pahalanya yang berlimpah. Dalam Riwayat Utsman, Rasulullah s.a.w. bersabda “Barang siapa shalat Isya’ dengan berjamaah, maka ia seperti mendirikan shalat selama setengah malam, barangsiapa shalat Subuh berjamaah, maka ia laksana shalat semalam suntuk” (HR. Muslim) Hukum shalat Jamaah menurut madzhab Syafi’i : Fardlu kifayah, yaitu apabila tak seorang pun melakukannya dalam satu kampung/daerah, maka seluruh daerah tersebut  mendapatkan dosa.

Begitu juga, janganlah seseorang malas melakukan sholat tarawih dan witir. Banyak hikmah yang didapat kalau kita melaksanakan sholat tarawih dan witir, diantaranya, akan mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat Malas Membaca dan Mengkaji Al Quran. Al Quran selain mukzijat juga adalah “obat” penawar kehampaan spiritual. Kehampaan spiritual adalah penyakit orang-orang yang acap terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya, penuh logikanya, pintar dialektikanya, tetapi miskin qolbunya. Oleh karena itu, tidak ada kitab suci di dunia ini yang bisa dihafal oleh ummatnya kecuali Al Quran. Karena memang Al Quran adalah mukzijat. Namun, sayang masih banyak kaum muslimin yang sulit membaca Al Quran, bahkan enggan membaca dan mendengarkan Al Quran. Katanya mau hidup sesuai perintah Allah, tetapi kok Al Quran dilupakan. Ini beberapa keterangan tentang pentingnya mengkaji Al Quran. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah SWT dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terang terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah SWT menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathiir 35:29-30)
“Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengamalkanya.” (HR. Bukhari)
“Bacalah Al-Qur’an karena dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya.” (HR.  Muslim)
“Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta Mim satu huruf.” (HR.  At-Tirmidzi)

Kelima Malas Bershodaqoh. Jadilah Ramadhan bulan shodaqoh. Kalau ada orang yang merasa rugi karena bershodaqoh, artinya ia tidak beriman. Karena harta yang dishodaqohkan apalagi di bulan Ramadhan akan Allah ganti dengan yang berlipat-lipat berkahnya. Fakta membuktikan, tidak ada orang yang jatuh miskin karena shodaqoh. Makanya ulurkan tangan dan berikan harta kita bagi yang membutuhkan termasuk memberi makan kepada orang yang shaum. Kikir adalah penyakit hati dan orang kikir pasti hartanya tidak berkah. Hartanya itu akan diambil lagi oleh Allah, dengan cara-cara yang tidak sewajarnya, seperti kecurian, habis untuk biaya sakit, kebakaran dll. Tahukan anda, bahwa di dalam harta kita ada  hak orang-orang lain yang harus dikeluarkan untuk membersihkan diri dan jiwa kita. Mulailah Ramadhan ini bersihkan harta kita. Jangan malas bershodaqoh. Cintai kaum dhuafa dan berikan shodaqoh. Insya Allah, berkah.

Keenam Malas Beraktifitas. Ramadhan adalah bulan berkah untuk selalu beraktifitas positif. Tidak ada alasan karena shaum, kemudian yang bersangkutan menghentikan berbagai aktifitas seperti bekerja, belajar, berolah raga, dll. Justru shaum tidak boleh menghalangi seseorang beraktifitas sepanjang sesuai takarannya. Dan ternyata menurut keterangan bahwa hadits yang menyatakan tidurnya orang shaum itu ibadah dianggap dhoif (lemah), karena di dalamnya ada periwayat bernama Muhammad bin Ahmad bin Sahl, sebagai pemalsu hadits, lihat penjelasan Imam as-Suyuthiy). Islam mengajarkan umatnya kerja keras dan menjauhi kemanjaan. Shaum melatih bagaimana menahan lapar dan dahaga untuk merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang tiap hari kelaparan karena kemiskinannya. Dari situ muncul jiwa kesetiakawanan sosial untuk berbagi. Begitu juga para mahasiswa, pelajar dan santri, saat yang tepat untuk meningkatkan daya juangnya belajar menuntut ilmu di bulan Ramadhan yang insya Allah, pahalanya berlipat ganda.

Terakhir Terlalu Mencintai Dunia Menjelang Lebaran. Para malaikat menangis di setiap akhir Ramadhan. Mereka sedih dengan hilangnya berbagai fasilitas keberkahan Ramadhan. Tetapi justru untuk sebagin kalangan akhir Ramadhan dijadikan ajang berfoya-foya, konsumerisme, belanja ke mall-mall, sibuk mudik dengan mengorbankan shaum dan tarawih, dan pamer harta. Padahal seharusnya di akhir Ramadhan ummat Islam, berdesak-desakkan di mesjid, i’tikaf 10 malam terakhir di mesjid, berharap mendapatkan lailatul qodar, yang keutamaannya setara dengan 1000 bulan. Dari ‘Aisyah Radiallahu ‘Anha: Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan Allah, kemudian istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu.(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
Barangsiapa berdoa di malam itu insya Allah, dikabulkan. Barangsiapa yang memohon ampun, insya Allah, diampuni oleh Allah. Mulailah Ramadhan tahun ini, kita tidak perlu berduyun-duyun ke mall, tetapi istiqomah banyak i’tikaf di mesjid.

Baju lebaran cukuplah baju yang masih ada, masih bagus, dan bersih. Yang dibutuhkan pada hari ‘Idul fitri adalah jiwa fitri, hati yang bersih, dan ruhani yang baru, bukan baju baru, dan  bukan pula pakaian serba baru. Bukankan baju terakhir bagi kita adalah kain kafan? Dan kendaraan terakhir kita adalah kereta jenazah? Rumah terakhir kita adalah kuburan? Kawan terakhir kita adalah amal sholeh. Gelar terakhir kita adalah Almarhum (Alm).

Oleh : Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si .*

*) Penulis  adalah Dewan Penasehat DKM
Al Furqan dan Direktur Kemahasiswaan UPI

Leave a Reply

Your email address will not be published.