Kepemimpinan merupakan keniscayaan dalam kehidupan. Jangankan untuk mengurus orang banyak, tiga orang saja berjalan bersama menuju tempat tertentu menurut sunnah Rasulullah SAW harus ada komandannya. Kepemimpinan tentu saja banyak sekali tingkatannya, seperti pimpinan negara, perusahaan, ormas dan lembaga pendidikan, itu merupakan keniscayaan. Tapi ada aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh pemimpin dan aspek-aspek tersebut yang disebut prinsip-prinsip kepemimpinan atau prinsip-prinsip kenegaraan yaitu: 1) Prinsip Musyawarah, 2) Amanah, 3) Keadilan, 4) Ukhuwah, 5) Musyawah, dan 6) Ta’awuz. Itu antara lain dari prinsip-prinsip kepemimpinan tersebut.
Setiap pemimpin yang diberi tugas memegang sesuatu, artinya ia menerima amanah yang harus dilakukan olehnya. Mulai dari amanah dirinya sendiri, yang oleh Allah SWT disebutkan bahwa setiap manusia memiliki amanah yang harus ditunaikan. Kewajiban ibadah pada Allah SWT merupakan amanah terhadap diri kita, bahwa Allah menciptakan manusia itu tidak lain untuk beribadah dalam segala aspek kehidupan. Bisa saja ibadah-ibadah itu adalah ibadah mahdiyah yang di situ ada perintah Allah dan contoh dari Rasul saw, dan bisa saja ibadah-ibadah itu yang bersifat umum tapi dalam hati diniatkan semuanya untuk ibadah. Mahasiswa yang sedang belajar, niatkanlah dalam diri itu ibadah dan mereka yang mengajar niatkanlah dalam diri untuk ibadah. Karena itu, kita bisa melaksanakan ibadah dari soal-soal yang sederhana atau dianggap sederhana, tapi semuanya adalah lilahita’ala sehingga memperoleh ganjaran dari Allah SWT. Karena sedang ibadah tidak boleh ada perkara yang dipalsukan sama sekali, mulai dari Mahasiswa tidak boleh saling mencontek, kepada lembaga pendidikanpun tidak boleh semaunya melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar, sehingga sekarang terjadi pemalsuan ijazah dan lainnya.
Selanjutnya pemimpin itu harus adil. Karena itu, keadilan harus dilaksanakan. Siapa yang bersalah harus dihukum, tidak melihat apa jabatannya atau anak siapa. Oleh karena itu, Rasulullah SAW ketika ada orang yang datang kepadanya supaya orang itu tidak dihukum karena mencuri, dan kebetulan dekat dengan salah seorang sahabat Rasulullah SAW, beliau dengan tegas mengatakan “Kalau Fatimah itu anak saya sendiri mencuri, akan saya potong tangannya”. Itulah keadilan namanya, harus diterapkan kepada siapapun. Sayang sekali beberapa waktu yang lalu saya melihat ketidakbenaran, ketidakadilan, khususnya di tingkat nasional misalnya. Mungkin mereka sudah mendengar/membaca dan menjadi perhatian orang sekarang ini yaitu adanya prostitusi online yang harganya sampai ratusan juta rupiah. Tapi pada waktu itu, ketika Polisi mau membuka siapa dia ternyata ada yang melarang, karena jangan-jangan disitu ada pejabat tinggi yang memang melakukannya. Sebaiknya dibuka agar kita tahu, supaya semuanya adil bukan hanya masyarakat kecil yang memang menjadi lahan untuk pelaksanaan hukum tersebut.
Selanjutnya bahwa dalam kepemimpinan itu ternyata ada yang disebut dengan musyawah yaitu semuanya sama dan ada yang disebut ukhuwah yaitu persaudaraan. Tugas pemimpin tentu saja mempersaudarakan, tidak boleh ada konflik di mana-mana, bahkan harus diusahakan setiap konflik itu jangan sampai terus berkembang dan harus bisa diselesaikan. Kita lihat konflik-konflik di negara kita yang mayoritas muslim, bahkan ada partai yang katanya partai Islam bisa konflik, mau apa sebenarnya berada di tingkat kepemimpinan di kepartaian seperti itu, apakah ingin berjuang membela NKRI, apakah dia ingin mencari kepemimpinan? itulah suatu tugas yang sebenarnya harus dilakukan. Membangun NKRI adalah perjuanagan, sebagai upaya jihad setiap orang, niat karena Allah untuk melaksanakan kebaikan di NKRI yang kita cintai. Tapi agaknya yang dikejar itu bukan menjadi negarawan, bukan bagaimana subur dan makmur tapi yang dikejarnya adalah kepemimpinan. Perebutan pemimpin/ketua boleh saja asalkan sesuai dengan prosedur, tapi kalau siapa saja yang sudah menang harus kita dukung.
Ukhuwah itu harus ditanamkan. Di dalam Al Quran kalau kita baca ada yang dinamakan Ukhuwah Islamiah Imaniyah, Ukhuwah Diniyah, Ukhuwah Basyariah Insaniyah, bahkan ada yang disebut Ukhuwah Wathaniyah. Ukhuwah Imanaiyah yaitu orang beriman itu semuanya saudara, kita bisa berbicara, berdamai kemudian masing-masing memberi maksukan kepada yang lain. Kita sebagai orang yang beriman dan dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 10 secara jelas dikatakan “Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara”, persaudaraan ini harus dipelihara. Kemudian ada juga yang disebut Ukhuwah Qaumiyah, disebutkan dalam Al Quran Nabi Hud, Nabi Saleh diperintahkan oleh Allah supaya menasehati saudara-saudaranya dan ternyata yang dimaksud adalah saudara-saudara sekaumnya, sekampungnya supaya mereka itu tauhid kepada Allah SWT. Ada Ukhuwah Insaniyah yaitu seluruh manusia pada prinsipnya adalah saudara, disebutkan dalam Al Quran dengan adanya berbangsa-bangsa, bersuku-suku tidak lain untuk ta’aruf atau saling berkenalan selanjutnya menjadi saudara.
Oleh, Prof. Dr. H. Maman Abdurahman, MA.
ankara escort
çankaya escort
ankara escort
çankaya escort
ankara rus escort
çankaya escort
istanbul rus escort
eryaman escort
ankara escort
kızılay escort
istanbul escort
ankara escort
istanbul rus Escort
atasehir Escort
beylikduzu Escort