SETIAP orang punya masalah. Pengangguran adalah orang yang dianggap tidak punya masalah, karena tidak ada masalah yang harus diselesaikan. Padahal, masalah dia adalah tidak punya masalah itu sendiri. Orang miskin dan tidak punya harta sedikit pun, mestinya tidak punya masalah. Sebab, tak ada yang harus diurus dan tidak ada yang harus dipikirkan. Tapi masalahnya, justru dia tidak memiliki sesuatu yang harus diurus itu. Semakin kaya dan semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin banyak masalah yang harus diselesaikan. Semakin banyak masalah yang tak bisa diselesaikan menyebabkan orang tersebut mengalami tekanan batin atau stres. Sebaliknya, semakin banyak masalah yang dapat dipecahkan menyebabkan seseorang semakin puas.
Setiap orang punya cara dalam menyelesaikan masalah. Tapi saat gagal menyelesaikan masalah itu, sebagian orang kemudian melarikan diri dari masalah itu. Orang fasik biasanya lari ke tempat hiburan, menenggak minuman keras atau mengonsumsi narkoba. Mereka mengira bahwa dengan mengonsumsi barang haram seperti itu, persoalan dapat diselesaikan. Padahal, menyelesaikan masalah dengan meminum minuman beralkohol atau narkoba justru dapat mendatangkan masalah baru. Dengan mengonsumsi narkoba, misalnya, seseorang bisa ditangkap polisi, kemudian masuk penjara. Seseorang yang masuk penjara bisa hancur kariernya. Ia dapat dikeluarkan dari sekolah atau kampusnya, atau dipecat dari pekerjaannya. Dengan meminum minuman beralkohol atau narkoba, seseorang dapat rusak otak dan syarafnya. Belum lagi, agama mengharamkannya. Artinya, seseorang akan mendapatkan dosa dan diazab karena melanggar ajaran agama.
Kaum Muslim yang saleh selalu menyelesaikan masalah dengan cara yang terbaik. Seperti motto Pegadaian, menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah. Caranya adalah dengan melakukan shalat. Percayalah terhadap firman Allah dalam Al Quran Surat Al-Baqarah [2] ayat 45 dan 46, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” Ayat ini mendorong kita untuk melakukan shalat saat kita dihadapkan berbagai masalah. Kita diperintahkan untuk menyelesaikan masalah dengan bersabar, kemudian berdoa meminta tolong kepada Allah setelah melakukan shalat
.
Apa pun masalahnya, shalat adalah jalan keluarnya. Anda ingin lulus sekolah atau kuliah? Atau ingin naik kelas atau naik pangkat? Shalat adalah jawabannya. Selain shalat wajib lima waktu, Islam menyiapkan banyak cara untuk shalat sunat. Salah satu shalat sunat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah sepanjang hayatnya adalah Shalat Tahajud atau Shalat Malam. Simaklah perintah Allah dalam Al Quran Surat Al-Isra [17] ayat 79, “Dan pada sebagian malam hari, bershalat tahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Begitu banyak contoh orang shaleh yang sukses dalam hidupnya. Setelah diteliti, ternyata, kata kuncinya adalah shalat tahajud pada sepertiga malam.
Problem bangsa Indonesia yang sebagian besar rakyat jelata dan tak mempunyai banyak harta adalah ingin mendapatkan rezeki yang halal dan baik. Sayangnya, mereka tidak banyak yang menjadikan shalat sebagai jalan keluar. Untuk menyelesaikan masalah ini, Islam telah mengajarkan Shalat Dhuha sebagai jalan keluar. Shalat Dhuha dilaksanakan bisa delapan rakaat, atau empat rakaat, atau dua rakaat. Kemudian kita membaca doa yang sangat luar biasa.
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu. Keagungan adalah keagungan-Mu. Keindahan adalah keindahan-Mu. Kekuatan adalah kekuatan-Mu. Penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit, maka turunkanlah. Apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Apabila sukar, maka mudahkanlah. Apabila haram, sucikanlah. Apabila jauh, dekatkanlah. Dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang saleh”.
Banyak lagi shalat sunat yang bisa dilakukan umat Islam saat menghadapi berbagai kesulitan, ada Shalat Taubat, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, dan sebagainya. Semua ada tata caranya sesuai petunjuk Rasulullah saw. Inilah nikmatnya menjadi umat Nabi Muhammad saw, kita mendapatkan kehidupan dengan berbagai problematikanya, tapi disertai dengan tata cara penyelesaiannya. Rupanya, inilah nikmat umat akhir zaman yang dianugerahi kewajiban shalat wajib lima waktu sebagai perintah Allah Swt saat Muhammad saw melaksanakan Isra’ dan Mi’raj, ditambah berbagai shalat sunat.
Oleh, Dr. H. Suwatno Fakhrudin, M.Si.
*) Penulis adalah Kepala Humas Universitas Pendidikan Indonesia