Beberapa Pesan Rasulullah SAW

Saat ini para jama’ah haji telah melaksanakan tahap demi tahap ibadah haji yang disebut dengan manasikul hajj. Bulan Dzulhijjah merupakan hal yang sangat bersejarah di Arofah, yaitu di akhir hayatnya, Rasulullah saw berkhutbah dan memberikan pesan yang pertama yaitu jangan ada lagi pembunuhan atau pertumpahan darah. Yang beliau ucapkan/ sabdakan dalam khutbahnya “Darahmu, hartamu adalah terhormat, untuk kalian sampai bertemu dengan Tuhan kalian. Seperti terhormatnya hari ini, bulan ini dan negeri ini”. Kita saksikan bagaimana pelanggaran-pelanggaran di dunia terutama di belahan Timur Tengah. Sampai-sampai seorang rektor, seorang syekh di Mesir mengadakan pertemuan dengan para ulama yang di dalam pertemuan itu mengatakan persoalan sekarang ini adalah persoalan takfir atau pengkafiran kepada umat Islam dan fatwa yang menghalalkan menumpahkan darah kepada umat Islam serta memerangi mereka. Kepada yang tidak sependapat, ini adalah bencana besar yang sedang melanda umat Islam, masyarakat Arab khususnya. Beliau mengatakan demikian, karena memang di belahan Timur Tengah, pertumpahan darah antar umat Islam itu sangat dahsyat dan ini dipicu dengan adanya suatu aliran yang mengkafirkan umat Islam lain. Padahal jauh-jauh sebelumnya seseorang mengatakan “Jika seseorang mengucapkan perkataan yang mengandung seratus aspek ke kufuran dan hanya mengandung satu aspek keimanan, tetap dia dianggap orang beriman dan tidak boleh dikafirkan”. Itu adalah kewaspadaan seorang ulama terhadap kemanusiaan. Meskipun orang berkata banyak aspek kekufuran tetapi ada sedikit keimanan tetap dia adalah seorang yang beriman yang tidak boleh diganggu darahnya.

Yang kedua, Rasulullah berpesan dalam khutbahnya “Bahwasanya tradisi, kebiasaan jahiliah sudah tidak berlaku lagi sejak sekarang”. Yang mana kebiasaan jahiliah itu diantaranya: tawuran, perang, saling mengejek, saling menghina antar golongan atau suku. Dan juga tentu saja perzinahan, pemerkosaan dan kedzoliman-kedzoliman lain tidak berlaku sejak hari ini kata Rasulullah. Namun kita saksikan di negara kitapun orang terpelajar, siswa, bahkan mahasiswa masih saja melakukan tawuran.

Yang ketiga, Rasulullah berpesan kepada jamaah waktu itu “Wahai manusia, jagalah wanita karena Allah”. Bagaimana cara menjaganya? Beri nasihat wanita itu dengan kebaikan-kebaikan, karena bagi mereka ada hak dari kita sebagai suami dan juga ada kewajiban mereka untuk kita dan sebaliknya. Bahkan dalam hadits lain, nasihati wanita itu karena dibuat dari rusuk yang bengkok. Maka hati-hatilah menghadapi mereka atau menasihati mereka. Ini nasihat Rasulullah, karena sebelumnya jaman jahiliah memang wanita sangat dilecehkan dan Rasulullah memang sudah memprediksi kedepan masih banyak orang yang melecehkan wanita.

Yang keempat, beliau berpesan mentaati pemimpin atau yang di sebut Ulil Amri. Rasulullah mengatakan “dengarkanlah dan taatilah pemimpin kalian walaupun kalian dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negri Habsyi, selama dia menjalankan Al Quran untuk kalian”.

Kemudian yang kelima, beliau memesankan Ukhuwah islamiyah. Kita memang orang-orang Islam sebagai saudara sekandung. Berarti kita sesama muslim itu seperti seibu-sebapak yang harus lebih damai dan harus mengayomi serta menghindari pertentangan, persengketaan, sampai peperangan. Itulah diantaranya beberapa pesan dari Rasulullah di Arofah.

Selanjutnya dalam sebuah ayat disebutkan, Bila kalian sudah melaksanakan manasik fadzkurullah maka ingatlah Allah, sebutlah Allah seperti mengingat atau menyebut nenek moyang kalian atau lebih dari itu.

Meskipun kita tidak sedang pulang dari haji, tetap kita harus melaksanakan dzikir, mengingat dan menyebut nama Allah. Dan dzikir itu yang prinsip adalah mendirikan shalat. Dirikan shalat untuk mengingat Aku. Jadi shalat fungsinya mengingat Allah SWT, maka kita harus meningkatkan kualitas shalat kita agar dari awal sampai akhir bisa mengingat Allah. Kemudian dzikir setelah shalat. Dzikir itu tidak terbatas dengan tahmid, tahlil dan takbir tapi juga setiap amal-amal karena Allah, dengan penuh ketaatan kepadaNya. Kemudian bagi kita yang memiliki intelektual yang tinggi, tentu saja harus lebih banyak berdzikir. Rasulullah juga mengatakan “bila seorang suami membangunkan istrinya di malam hari dan shalat dua rakaat, maka akan dituliskan orang itu sebagai orang yang banyak dzikir kepada Allah SWT”. Marilah kita untuk sama-sama sering membangunkan keluarga kita untuk melaksanakan shalat di malam hari.

Oleh, Dr. H. Agus Salam Rahmat, M.Pd.