Membangun Generasi Prestatif

MEMBANGUN GENERASI MUDA PRESTATIF MELALUI

PENDIDIKAN RAMADHAN

Oleh, Sofyan Sauri

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”  (QS. Al Baqarah: 183)

Dari ayat tersebut terungkap bahwa dengan ibadah shaum harapan terakhirnya adalah meraih ketaqwaan, yakni derajat kehidupan manusia yang paling tinggi, yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Oarang taqwa disebut muttaqiin. Dalam tujuan Pendidikan Umum/Nilai  (Prodi SPs UPI) muttaqiin diistilahkan dengan   sebutan manusia paripurna, manusia totalitas, manusia lengkap, insan kamil,  ibadurrohman, insan kaffah yakni satunya ucap dan perbuatan yang diperhadapkan kepada Allah Subahanhu Wata’ala, atau untuk berupaya memanusiakan manusia yang benar-benar menjadi manusia yang benar. Hal tersebut digambarkan adanya keseimbangan antara pikir, dzikir dan ikhtiyar, atau istilah lain seimbang antara otak, hati dan anggota badan, atau disebut pula yang paling mutakhir adalah insan yang cerdas otaknya lembut hatinya dan terampil tangannya dalam hal-hal yang positif, atau bila dioprasionalkan dalam kegiatan sehari-hari adalah bila seseorang bekerja selalu cerdas (pakai ilmu) iklas (olah hati), keras (anggota badan),  tuntas (sitematis), puas (psikologi) dan berkualitas (afdhol).

Bulan Suci Ramadhan digambarkan sebagai  Universitas Pendidikan Ramadhan  (UPR) yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada segenap sivitas academikanya berupaya dengan penuh kesadaran dan ke matangan dalam perencanaan yang betul-betul matang dalam  mengembangkan firah (potensi) insan yang dibekalkan dan diamanatkan oleh Yang Maha PenciptaAlam Jagat Raya  kepada setiap insan  untuk melahirkan manusia sebagai hamba Allah dan khgolifah fil ardhi yang sanggup mengabdikan dirinya kepada Allah dengan sepenuh hati.

Kegiatan di bulan Ramadhan sangat padat, semarak, hidmat  untuk menunaikan ibadah semata-mata karena Allah. Siangnya saum Ramadhan dengan berupaya sekuat-kuatnya  menghindari hal-hal yang membatalkan ibdah shaum dan pahala shaum, memperbanyak shadaqoh, membaca al Quran, pelatihan berbagai keislaman, bakti sosial, shalat berjamaah, ceramah qobla tarawih, ba’da subuh, menjelang buka, buka bersama, ‘itikaf sepuluh hari terakhir menyambut malam Qodar,  dsb. Maka bulan suci Ramadhan disebut pula sebagai bulan pembelajaran, pengembangan karakter baik, sabar, prestatif, pembinaan, amal, dilaksanakan sebulan penuh sang dan malam.

  Insan muttaqien  menjadi prestasif generasi shoimun  yang paling utama dan paling mulya dihadapan Allah Yang Maha Agung. Prestasi ketaqwaan, akan sanggup mengarahkan dan memandu jiwa kepada kehidupan yang lebih sempurna, harmoni, kreatif, menguntung dsb. Allah Subhanahu Wata’ala  mendudukkan pribadi-pribadi bertaqwa  meraih derajat kemuliaan yang lebih tinggi di sisi-Nya, dan sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat ke-13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.[QS. Al-Hujurat (49) : 13]. Juga Rasulullah saw., bersabda “Wahai sekalian manusia, sesunggunya Tuhan kalian adalah satu, ayahanda kalian adalah satu, ingatlah..! tidak ada keutamaan lebih bagi orang arab atas selain mereka, tidak pula bagi non arab atas orang-orang arab, tidak pula yang berkulit merah lebih utama dari yang berkulit hitam tidak pula yang berkulit hitam lebih utama dari yang merah, tak lain yang membuat lebih utama melainkan karena taqwa” (HR. Imam Ahmad).

Maka bagi siapapun yang ingin meraih kemuliaan tertinggi disisi-Nya, seharusnya menuniakan ibadah shaum sesuia dengan contoh dari Rasulullah Muhammad saw.,  yang lebih sempurna. hal itu tidak akan dicapai dengan sekedar harta, kemewahan, ataupun keturunan yang banyak, namun hanya dengan taqwa. Demikian ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah,

يا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ ؟   قَالَ  :   أَتْقَاهُمْ “

“Wahai Rasulullah, Siapakah manusia termulia ? maka Rasulullah menjawab :   “Yang paling bertaqwa” (HR. Bukhori).

Ibadah shaum Ramadhan merupakan sarana yang paling tepat untuk meraih prestasi gemilang itu. Ibadah tersebut harus selalu dilakukan sesuai dengan contoh dari keteladanan Nabi Muhammad Saw., Ada beberapa amalan Rasululloh Muhammad Saw., didalam bulan Ramadhan antara lain:

  1.  Shaum diawali dengan niat mengharapkan ridha Allah sepenuhnya. Berupaya sekuat tenaga lahir dan bathin untuk menghondarkan diri  dari yang membatalkan shaum dan pahala shaum.
  2. Membaca al-Qur`an: Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah  bersabda:

اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي  يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ.

Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.

  1. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah: Shalat Tarawih disyari’atkan berdasarkan hadits ‘Aisyar radhiyallahu ‘anha, ia berkata:”Sesungguhnya Rasulullah  keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau
  2. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah  bersabda (HR. al-Bukhari) ‘Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa yang aku ucapkan? Beliau menjawab, ‘Bacalah:

اَللّهُمًَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَفاَعْفُ عَنِّي

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku.”

  1. I’tikaf di malam-malam Lailatul Qadar: I’tikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar’i, i’tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah I dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari’at.
  2. Memperbanyak sedekah: Rasulullah  adalah orang yang paling pemurah, dan beliau  lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan riwayatIbnu Abbast,iaberkata (HR. al-Bukhari).
  3. Melaksanakan ibadah umrah: salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah  menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji.

 

Pengertian Taqwa

Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara. “memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk Allah” Sedangkan pengertian taqwa banyak dikemukakan oleh mufassir terkenal di dunia, seperti menurut, Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi Zhilal al-Qur’an, Takwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan. Saidina Umar r.a. pernah bertanya kepada seorang sahabat yang lain bernama Ubai bin Ka’ab r.a. makna taqwa. Lalu Ubai bertanya kepada Umar :“Adakah engkau pernah melalui satu jalan yang berduri. Jawab Umar: “Ya”.Tanya Ubai lagi: “Apakah yang kamu lakukan untuk melalui jalan tersebut?”. Jawab Umar : “Aku melangkah dengan waspada dan berhati-hati”. Balas Ubai : “Itulah yang dikatakan taqwa”. Menurut Ibnu Abbas r.a. : “Al-Muttaqin (yakni orang-orang bertaqwa) ialah orang-orang beriman yang memelihara diri mereka dari mensyirikkan Allah dan beramal menta’atiNya” Menurut Hasan al-Basri : “Orang-orang bertaqwa ialah orang-orang yang memelihara diri dari melakukan perkara yang diharamkan Allah dan mengerjakan apa yang difardhukan Allah ke atas mereka”. Berkata Abu Yazid al-Bustami : “Orang bertaqwa ialah seorang yang apabila bercakap, ia bercakap kerana Allah dan apabila ia beramal, ia beramal kerana Allah”. Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan menin ggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan” “Mentaati Allah dan tidak mengingkari perintah-Nya, sentiasa mengingati Allah dan tidak melupainya, bersyukur kepada-Nya dan tidak mengkufuri nikmat-Nya”. ( Riwayat)”.

 

Ciri Orang Taqwa

Empat tanda orang bertaqwa yaitu pertama orang-orang pemurah, kedua orang-orang yang bisa meredam emosinya, ketiga adalah orang-orang yang mudah memaafkan orang lain dan keempat orang-orang yang jika bersalah cepat meminta ampun kepada Allah (Surat Ali Imran : 134) . Surat al baqarah 2 – 5 :Al Kitab ini (Al Quran) adalah petunjuk buat orang yang bertaqwa, dengan ciri sebagai berikut: 1. Beriman pada yang ghaib 2. Mendirikan salat 3. Menafkahkan sebagaian rezeki yang ALlah kurniakan kepadanya 4. Beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad saw) dan sebelum mu. 5. Yakin kepada hari akhirat  Setiap manusia tak kira agama apapun memungkinkan untuk menjadi insan yang taqwa, Mendirikan salat misalnya, Dalam bahasa melayu “salat” disebutnya juga sembahyang.Setiap agama mengajarkan sembahyang, Hanya cara, metoda, waktu dan tempat yang berbeda-beda.  Surat Al baqarah 177, Mereka itulah orang-orang yang benar  dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa dengan ciri-ciri sbb : 1. Beriman kepada Allah(Tuhan YME),hari akhirat,malaikat-malaikat,kitab-kitab,nabi-nabi 2. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat,anak-anak yatim,orang-orang miskin,musafir (orang dalam perjalanan),orang yang meminta-minta.3. Membebaskan perbudakan4. Mendirikan salat 5. Menunaikan zakat 6. Memenuhi janji bila berjanji 7. Bersabar dalam dalam kesengsaraan,penderitaan dan dalam waktu peperangan.

Ciri manusia Taqwa menurut Alhasan al Basri
Teguh dalam keyakinan, tekun dalam menuntut ilmu, semakin berilmu semakin merendah, semakin berkuasa semakin bijaksana, tampak wibawanya di depan umum, jelas syukurnya dikala beruntung, qonaah dalam pembagian rizqi, senantiasa berhias walaupun miskin, selalu cermat, tidak boros walau kaya, murah hati dan murah tangan, disiplin dalam tugasnya, tinggi dedikasinya, serta terpelihara identitasnya, tidak menuntut yang bukan haknya dan menahan hak orang lain, kalau ditegur ia menyesal, kalau bersalah ia istighfar, bila dimaki ia tersenyum sambil berkata, Jika makian anda benar, maka aku bermohon semoga tuhan mengampuniku, dan jika makian anda keliru, maka aku bermohon semoga tuhan mengampunimu.

 

Kiat meraih ketaqwaan

  1.  Kerja keras,
  2. Tidak cepat menyerah
  3. Doa ingin meraih ketaqwaan.
  4. Tawakkal, dan
  5. Rahmat allah

 

Penutup

Pemuda prestasi dapat diraih melalui pembelajaran pada Universitas Ramadhan. Pelaksanaan ibadah saum yang sesaui dengan keteladanan Nabi Muhammad saw, menjadi metoda yang paling ampuh dilakukan. Dasar pelaksanaan ibadah shaum adalah keimanan, dan penuh pengharapan ridha Allah. Artinya, ibadah yang hanya dilakukan dengan sepenuh hati dan yakin percaya kepada-Nya. Prestasi muttaqin diraih melalui (1) kerja keras dalam menghadapi tantangan dan rintangan (2) tidak cepat menyerah alias prustasi (3) doa dengan penuh harap dan optimis dikabulkan (4) tawakkal dengan mampu menerima dan ridha atas yang diputuskan oleh-Nya (5) rahmat Allah menjadi bukti kasih sayang kepada hambanya. Wallohu a’lam

 

Daftar Pustaka

  • Al Marogi,AM, (1992), Terjemah Tafsir Al Maraghi, Semarang, CV Toha Putr A
  • Al Burusywi, IH (1996), Terjemah Tafsir Ruhul Bayan, Bandung, CV Dipengoro.
  • Furqon, (2009), Idul Fitri Sebagai Titik Tolak Menuju Masyarakat Unggul
  • Hamka (1884), Tafsir Al Azhar, Jakarta, PT Pustaka Panji Mas
  • Sauri, S, (2011) Filsafat Teosofat Akhlak, Bandung, Rizqi.
  • Sauri, S (2012) Pendidikan Karakter dalam Persepektif Islam, Bandung. Rizqi.
  • Sauri, S (2011), Membacalah Kemudian Mendirikan Shalat, pada Pesan Ramadhan Visi Pendidikan Nilai dari Kampus Ilmiah Edukatif dan Religius. Bandung, Al Furqan UPI


ankara escort
çankaya escort
ankara escort
çankaya escort
ankara rus escort
çankaya escort
istanbul rus escort
eryaman escort
ankara escort
kızılay escort
istanbul escort
ankara escort
istanbul rus Escort
atasehir Escort
beylikduzu Escort