Pendosa Yang Dipanggil Tuhan dengan Sapaan Mesra

Dalam taman kehidupan kita berharap dan terus akan berharap agar kita mampu memberikan yang terbaik untuk kepentingan dan kemanfaatan diri kita terhadap keluarga maupun untuk kehidupan sosial kemasyarakatan. Nabi Muhammad SAW berkata orang baik hidupnya adalah orang yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Bahkan dalam hadist yang lain Rasulullah SAW bersabda “almuslimu, man salimal muslimuuna min lisaanihii wa yadihii”, Seorang muslim adalah orang yang bisa menjaga lidah dan tangannya terhadap orang muslim lainnya. Kita selalu ingin mengaktualisasikan diri kita dalam kebaikan sebagai wujud akan keimanan dan ketaqwaan kita. Kita hiasi hari demi hari dengan ibadah dan bekerja, kita lewati malam demi malam dengan melakukan ruku dan sujud, kita isi jam demi jam dengan menggumamkan Asma Allah dan membaca al-Qur’an. Maka, beruntunglah bagi orang-orang yang beribadah, berbahagialah bagi orang-orang yang puasa dan shalat malam, serta selamat sejahteralah bagi orang-orang yang ikhlas dalam bekerja dan beramal.

Namun, walaupun kita telah mengisi hari-hari dengan amal-amal kita, kita tahu banyak sekali kekurangan kita, kemalasan kita lebih banyak dari ibadah kita, keserakahan kita lebih besar dari dzikir-dzikir kita, lidah-lidah kita lebih banyak menggunjing, memaki, dan mengeluarkan kata-kata canda ketimbang membaca al-Quran dan menyebut asma Allah. Kaki-kaki kita ternyata lebih kuat untuk melakukan permainan dan hiburan ketimbang berdiri lama dihadapan kebesaran Tuhan. Tangan-tangan kita lebih cekatan untuk menerima ketimbang memberi. Seluruh anggota badan kita lebih cepat menerima perintah hawa nafsu daripada menjemput panggilan Tuhan.

Perbuatan yang tidak baik tersebut menyebabkan kita berdosa dan karena dosa, maka dampaknya akan kita rasakan. Karena dosa maka kita akan terus menerus dirundung musibah, kegelisahan lama bersambung dengan kegelisahan baru, kecemasan kita bertambah setiap hari, kita kejar kebahagian tetapi kita selalu berjumpa dengan kemalangan. Kita tidak bisa hidup dalam ketentraman dan kedamaian. Dalam al-Qur’an surat Asy Syuura: 30, Allah SWT berfirman :”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Karamallohu Wajhah berkata : “Tidaklah urat terkilir, batu terantuk, kaki tergelincir, tongkat tertusuk, kecuali karena dosa. Dan apa yang diampuni Allah sungguh banyak. Barangsiapa yang Allah dahulukan siksanya atas dosa-dosanya di dunia ini, maka sesungguhnya Allah terlalu mulia dan terlalu agung untuk mengulangi siksanya lagi pada hari akhirat.” (Ushul al-Kafi, 2:445).

Jadi apapun yang menimpa kita, itu adalah karena dosa-dosa yang kita lakukan. Tubuh yang sakit, rezeki yang sempit, bencana yang menimpa, hati yang terluka semuanya adalah akibat dosa-dosa kita. Tetapi Allah SWT yang Maha Penyayang tidak selalu menghukum dosa-dosa kita. Dengan sabar Allah SWT membiarkan kita dan menunggu kita untuk kembali kepada-Nya, Dia yang memberi tempo kepada iblis dahulu, makluknya yang sangat terkutuk juga menangguhkan siksa-Nya kepada kita.

Jauh lebih pengasih dari seorang ibu kepada anaknya, Allah SWT selalu menanti hamba-hambanya yang ingin melabuhkan perahunya dalam tepian kasih sayang-Nya. Allah SWT berfirman :“Dan kalau Sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya (dosa-dosa yang dilakukannya), niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang ditertentukan; Maka apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya”.(QS. Fathir: 45).

Allah SWT masih memberikan tempo kepada kita untuk bertaubat, bersihkan dosa-dosa kita dengan menanggalkan dosa-dosa itu sekarang juga. Datanglah kepada Allah SWT dengan penuh penyesalan, akui segala kemaksiatan dan kesalahan kita. Segera setelah yang maha kasih menerima taubat kita, semua akibat buruk dosa kita akan dihilangkan. Bukan itu aja, Allah SWT juga akan mengganti seluruh keburukan kita dengan kebaikan, Allah akan mengganti ketakutan kita dengan rasa damai, kefakiran kita dengan kecukupan, kebodohan kita dengan pengetahuan, kesesatan kita dengan petunjuk. “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu, kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Furqon: 70).

Bagaimana perasaan kalian kata Rasulullah SAW kepada para sahabatnya jika kalian kehilangan unta di padang pasir, kalian mencarinya kesana kemari dan tidak menemukannya, lalu kalian beristirahat. Tiba-tiba dari jauh kalian melihat unta kalian yang hilang itu datang lagi lengkap dengan perbekalan kalian?

Para sahabat menjawab kami tentu sangat bahagia ya Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda Tuhan kalian lebih bahagia lagi melihat hambanya yang telah tersesat kembali kepadanya lebih bahagia ketimbang pemilik unta yang melihat untanya kembali. Dalam al-Qur’an surat Az-Zumar: 53-54 Allah SWT memanggil hamba-hamba yang berdosa dan melampau batas dengan safaan mesra. “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)”.

Dalam ayat tersebut Allah SWT tidak memanggil Yaa ‘ibadiyalladzina aqomu sholat, hai hamba-hambaku yang mendirikan shalat. juga tidak memanggil Ya ibadiyalladzina syaumu, hai hamba-hambaku yang berpuasa. Atau Allah SWT tidak memanggil Ya ibadiyalladzina ‘amilu sholihat, hai hamba-hambaku yang mengerjakan amal sholeh. Yang dipanggil Allah SWT dengan perkataan yang mesra untuk kembali kepangkuannya adalah Ya ibadiyalladzina asrofuu ala anfusihim……hai, hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa.

Yang dipanggil Allah SWT adalah kita semua yang sudah menghabiskan usia kita dalam kemaksiatan. Yang disapa Allah SWT dengan penuh kasih sayang adalah kita semua yang sudah membebani punggung kita dengan kedurhakaan. Yaak menggapng diminta Allah SWT tidak banyak, janganlah berputus asa. Dosa-dosa kita besar, tapi lebih besar lagi ampunan Allah SWT. Kita tidak layai kasih sayang Allah SWT, tapi kasih sayang Allah sangat layak mencapai kita, karena kasih sayang Allah SWT meliputi langit dan bumi. Inna Rohmatallahi wa syiat kulla syaii.

Rasulullah SAW bersabda : ada tiga dosa yang akan disegerakan siksanya di dunia ini juga dan tidak akan ditangguhkan sampai akhirat, yaitu : durhaka kepada orang tua, berbuat zalim kepada orang lain, dan tidak berterima kasih pada kebaikan orang lain.

Jika kita kurang merasa berkhidmat kepada orang tua kita, jika selama ini kita mengabaikan mereka, jika kita tidak segan-segan menyakiti hati mereka. Segeralah datang kepadanya, bersimpuhlah dikaki mereka, cium tangan mereka dan basahi tangan yang pernah menimang kita itu dengan air mata kita. Mintakan maaf atas kekurangan pengkhidmatan kita atas mereka. Jika, orang tua sudah meninggal dunia, kirimkan do’a yang tulus dengan diiringi amal shaleh dan hadiahkan amal shaleh tersebut kepada mereka, jiarahi kuburannya lalu bertaubatlah kepada Allah. Mohonkan rahmatnya agar Allah SWT tidak menurunkan azabnya. Mohonkan, agar Allah mengasihi kedua orang tua kita sebagaimana mereka memelihara kita waktu kecil.

Jika kita pernah merampas haq orang lain, mempergunjingkan dan memfitnah mereka. Atau memeras tenaga mereka untuk keuntungan kita sendiri. Atau menyakiti hati mereka dengan penghinaan atau makian. Atau mendengki mereka dan berusaha menjatuhkan mereka dengan tuduhan keji. Atau menyiksa mereka dengan lisan dan tindakan. Atau kita mengabaikan mereka ketika mereka meminta pertolongan. Atau kita tidak memaafkan ketika mereka meminta maaf. Sesungguhnya kita telah berbuat zalim kepada mereka, kita telah mengundang azab Allah di dunia ini juga. Kembalikan segera hak mereka yang kita rampas, muliakan kehormatan mereka yang telah kita rendahkan, berbuat baiklah kepada mereka setelah kita berbuat tidak baik kepada mereka. Mintalah maaf dengan tulus, jika mereka sudah meninggal dunia, kirimkan do’a yang tulus dengan diiringi amal shaleh dan hadiahkan amal shaleh tersebut kepada mereka, lalu bertaubatlah kepada Allah. Mohonkan rahmatnya agar Allah SWT tidak menurunkan azabnya.

Jika kita pernah menerima kebaikan dari makhluk Allah Ta’ala yang lewat mereka Allah Ta’ala mengalirkan nikmatnya kepada kita. Lalu kita tidak membalas kebaikan itu dengan kebaikan atau kita tidak sedikitpun menunjukkan terima kasih kita kepada mereka. Kita telah mengundang azab Allah di dunia ini juga. Mereka yang pernah berbuat baik kepada kita itu tidak terhitung jumlahnya, disitu ada orang tua yang membesarkan kita, guru dan dosen yang mengajarkan ilmu kepada kita, kawan yang pernah menolong kita, istri yang berkhidmat kepada kita, pegawai yang melaksanakan perintah kita, atau orang-orang kecil yang secara tidak langsung membesarkan kita. Berbuat baiklah sekarang juga, ungkapkan terima kasih kita, paling tidak dengan penghormatan yang anda berikan kepadanya. Berbuat baiklah kepada mereka setelah kita berbuat jahat kepada mereka. Mintalah maaf dengan tulus, jika mereka sudah meninggal dunia, kirimkan do’a yang tulus dengan diiringi amal shaleh dan hadiahkan amal shaleh tersebut kepada mereka, lalu bertaubatlah kepada Allah. Mohonkan rahmatnya agar Allah SWT tidak menurunkan azabnya.

Oleh : Prof. Dr. H. Munir, M.IT.

(Intisari Khutbah Jum’at, 15 Agustus 2015 di Masjid Al-Furqon, Universitas Pendidikan Indonesia, FPMIPA UPI).